Ada Yang Hilang (Part 5)
Di rumah yang Inda tinggalin sekarang, orang tuanya membujuk untuk pulang kampung.
"Nak, sebaiknya kamu lupakan kuliah, pulang saja! Daripada di sini, berbahaya." Ucap ibu Inda.
Sebenarnya Inda senang tidak diharuskan kuliah tapi dia masih penasaran dengan pemuda misterius itu. Jadi dia bikin-bikin alasan, "Pendidikan itu penting bu. Biar aku bisa mendidik anak-anakku nanti menjadi cerdas."
Ayahnya menatap cemas, "Jika itu pilihan, apa boleh buat."
Orang tua Inda pergi pulang. Sekarang tinggal Inda sendiri di rumah megah peninggalan kakeknya. Dia menunggu kedatangan pemuda misterius itu hingga malam. Sampai tengah malam pemuda yang dia tunggu tidak datang seperti biasanya.
"Kok dia gak datang sih. Apa dia gak tertarik lagi denganku yang udah lecet-lecet gini. Ih kesel!" Ucap Inda emosi.
Tiba-tiba terdengar suara, "Tok..." Cuma sekali.
Tapi Inda mendengarnya, " Pasti itu dia. Tapi kok suara ketukan pintunya aneh ya. Ah... cuma perasaan aja." Ucap Inda dan bergegas membukakan pintu tanpa melihat ke jendela dulu. Dia benar-benar kaget tidak ada siapapun.
"Brakkk" Inda membanting pintu menutupnya karena takut.
"Krekkk" Bunyi lain muncul dari arah kamarnya.
Dia berjalan dengan gemetar. "Krekkk..." Bunyi kembali terdengar. Bukan menjauh dia justru dengan cepat masuk kamar dan berteriak, "JANGAN GANGGU AKUUU..." Dia pikir pemuda itu yang takut-takuti dia. Tapi ternyata tidak ada orang.
Hanya jendela kamar yang terbuka dan ditiup angin. Inda segera menutupnya rapat-rapat, ''Krekkk..."
Bunyi aneh terus bermunculan, "Brukkk...Brukkk...Brukkk..." Semakin ramai membuat Inda benar ketakutan, "AAAHHH!"
Dia langsung loncat ke kasur dan sembunyi di dalam selimut.
...
Inda terbangun saat pagi hari. Ketika ke dapur, dia kaget isinya berantakan, "Dasar tikus!" Ucap Inda dengan kesalnya melihat diantara barang-barang dapur yang hancur lebur ada tikus terkapar di lantai. Kemungkinan pasti gara-gara menyantap masakannya yang bercampur dengan bumbu racun tikus karena sudah dia disiapkan sebelumnya.
...
Siang harinya setelah kuliah Inda memutuskan mencari pemuda itu di kantor kepolisian. Kemarin tidak sempat bertanya ke polisi yang menjaga pemuda misterius itu di rumah sakit. Karena dia mengejar si pemuda. Setelah balik. Si polisi sudah pulang. Mau tanya ke pihak rumah sakit. Dirahasiakan demi keamanan. Jadi dia menemui polisi langsung di kantor untuk menanyakan itu, "Pak saya mau tahu tentang informan kalian kemaren yang sempat terluka, koma, dan dirawat di rumah sakit saat menangani kasus pembunuh bayaran dengan targetnya aku."
Inda bertanya dengan lengkap dan berharap mendapatkan penjelasan yang lengkap juga.
"Rahasia!" Jawab pak Polisi singkat.
Inda kesal, "Dia pacarku pak. Masa aku gak boleh tahu tentang dia."
Pak Polisi terlihat heran, "Jika kamu pacarnya. Masa gak tahu tentang dia."
Inda tercengang seketika, bukan hanya tentang pacarnya, bahkan namanya pun dia gak tahu.
Inda pulang tanpa hasil, dalam perjalanan dia sambil marah-marah sendiri, "Apa-apaan pemuda itu. Dulu ngejar-ngejar aku Saat aku mau. Dia yang minta dikejar. Kesal!"
...
Sesampainya di depan rumah Inda kaget. Ada surat yang tertempel di depan pagar. Dia menoleh ke sekeliling tapi tidak ada siapa-siapa. Dia lalu mengambil surat itu dan membacanya, "Aku mencarimu di rumah setelah kamu pulang kuliah. Tapi kamu tidak tidak ada. Terpaksa hubungan kita harus berakhir."
Saking kesalnya Inda meremas surat itu, "Grrr!!! Aku cari dia. Dianya malah cari aku."
(Bersambung)
"Nak, sebaiknya kamu lupakan kuliah, pulang saja! Daripada di sini, berbahaya." Ucap ibu Inda.
Sebenarnya Inda senang tidak diharuskan kuliah tapi dia masih penasaran dengan pemuda misterius itu. Jadi dia bikin-bikin alasan, "Pendidikan itu penting bu. Biar aku bisa mendidik anak-anakku nanti menjadi cerdas."
Ayahnya menatap cemas, "Jika itu pilihan, apa boleh buat."
Orang tua Inda pergi pulang. Sekarang tinggal Inda sendiri di rumah megah peninggalan kakeknya. Dia menunggu kedatangan pemuda misterius itu hingga malam. Sampai tengah malam pemuda yang dia tunggu tidak datang seperti biasanya.
"Kok dia gak datang sih. Apa dia gak tertarik lagi denganku yang udah lecet-lecet gini. Ih kesel!" Ucap Inda emosi.
Tiba-tiba terdengar suara, "Tok..." Cuma sekali.
Tapi Inda mendengarnya, " Pasti itu dia. Tapi kok suara ketukan pintunya aneh ya. Ah... cuma perasaan aja." Ucap Inda dan bergegas membukakan pintu tanpa melihat ke jendela dulu. Dia benar-benar kaget tidak ada siapapun.
"Brakkk" Inda membanting pintu menutupnya karena takut.
"Krekkk" Bunyi lain muncul dari arah kamarnya.
Dia berjalan dengan gemetar. "Krekkk..." Bunyi kembali terdengar. Bukan menjauh dia justru dengan cepat masuk kamar dan berteriak, "JANGAN GANGGU AKUUU..." Dia pikir pemuda itu yang takut-takuti dia. Tapi ternyata tidak ada orang.
Hanya jendela kamar yang terbuka dan ditiup angin. Inda segera menutupnya rapat-rapat, ''Krekkk..."
Bunyi aneh terus bermunculan, "Brukkk...Brukkk...Brukkk..." Semakin ramai membuat Inda benar ketakutan, "AAAHHH!"
Dia langsung loncat ke kasur dan sembunyi di dalam selimut.
...
Inda terbangun saat pagi hari. Ketika ke dapur, dia kaget isinya berantakan, "Dasar tikus!" Ucap Inda dengan kesalnya melihat diantara barang-barang dapur yang hancur lebur ada tikus terkapar di lantai. Kemungkinan pasti gara-gara menyantap masakannya yang bercampur dengan bumbu racun tikus karena sudah dia disiapkan sebelumnya.
...
Siang harinya setelah kuliah Inda memutuskan mencari pemuda itu di kantor kepolisian. Kemarin tidak sempat bertanya ke polisi yang menjaga pemuda misterius itu di rumah sakit. Karena dia mengejar si pemuda. Setelah balik. Si polisi sudah pulang. Mau tanya ke pihak rumah sakit. Dirahasiakan demi keamanan. Jadi dia menemui polisi langsung di kantor untuk menanyakan itu, "Pak saya mau tahu tentang informan kalian kemaren yang sempat terluka, koma, dan dirawat di rumah sakit saat menangani kasus pembunuh bayaran dengan targetnya aku."
Inda bertanya dengan lengkap dan berharap mendapatkan penjelasan yang lengkap juga.
"Rahasia!" Jawab pak Polisi singkat.
Inda kesal, "Dia pacarku pak. Masa aku gak boleh tahu tentang dia."
Pak Polisi terlihat heran, "Jika kamu pacarnya. Masa gak tahu tentang dia."
Inda tercengang seketika, bukan hanya tentang pacarnya, bahkan namanya pun dia gak tahu.
Inda pulang tanpa hasil, dalam perjalanan dia sambil marah-marah sendiri, "Apa-apaan pemuda itu. Dulu ngejar-ngejar aku Saat aku mau. Dia yang minta dikejar. Kesal!"
...
Sesampainya di depan rumah Inda kaget. Ada surat yang tertempel di depan pagar. Dia menoleh ke sekeliling tapi tidak ada siapa-siapa. Dia lalu mengambil surat itu dan membacanya, "Aku mencarimu di rumah setelah kamu pulang kuliah. Tapi kamu tidak tidak ada. Terpaksa hubungan kita harus berakhir."
Saking kesalnya Inda meremas surat itu, "Grrr!!! Aku cari dia. Dianya malah cari aku."
(Bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar