Pesan Yang Menggoda (Part 9)
Karena rasa penasaranku yang sangat tinggi. Daripada susah tidur nanti gara-gara memikirkannya, "Mungkin ada orang yang terluka! Aku akan menolongnya."
Aku mengikuti jejak ceceran darah di tanah yang ku temukan saat melewati hutan dekat Kota.
Dengan dada deg-degan aku mengikuti hingga masuk ke dalam hutan. Tidak terlalu jauh aku menemukan kumpulan laki-laki sedang mengerubungi sesuatu. Aku kaget, "Apa mereka kanibal dan sedang asik makan daging manusia?"
Seorang pemuda menyadari kehadiranku, "Kamu Huja kan?" Tanyanya memastikan.
Saat aku melihat wajahnya. Hatiku langsung tersentuh, "Dan kamu pasti Tampan!"
Dua teman pemuda itu langsung tertawa, "Haha, kayaknya tuh cewek cupu pacar kamu ya...."
Perkataan mereka bilang aku cewek cupu, langsung membuatku malu dan dijawab oleh pemuda yang merupakan teman sekelasku, "Sudah aku bilang, jangan nyebut aku dengan kata itu. Namaku Tama. Lihat! Teman-temanku jadi ngejek akukan."
Aku langsung membalasnya dengan penyesalan, "Maaf, abis namamu mirip sih, tapi aku juga bermaksud memujimu!"
Tama yang kupikir akan membelaku justru sebaliknya, "Maaf teman-teman, Huja ini memang menyukaiku sampai tembak aku segala. Tapi aku tolak karna dia bukan tipe aku."
Aku yang kesal segera meninggalkan mereka.
Tapi Tama menghentikan aku dengan pisau di tangannya, "Kami sedang berburu Ayam liar dan berhasil membunuhnya. Aku ingin kamu memasaknya untuk kami." Ucapnya sambil memperlihatkan Ayam dengan kepala terpotong di hadapanku.
Entah kenapa aku terdiam dihadapannya. Aku belum pernah sedekat ini dengannya. Dia lalu melepaskan Ayam dan Pisau kemudian merebut Hpku, "Sepertinya kamu terburu-buru. Jadi, aku masukan nomor Hpku di sini. Nanti aku DM kamu. Aku harap kamu mau bantu aku kapan-kapan."
Aku mengangguk dan dia mengembalikan Hpku ke tanganku sambil bicara, "Kami cuma tahu bakar Ayam saja. Jadi rasanya gitu-gitu saja. Haha!"
Ucapnya kemudian pergi bersama teman-temannya meninggalkan aku.
Aku melanjutkan jalan ke kota menuju Enja berada sambil tersenyum sendiri gak jelas.
Ketika di jalan, aku kaget melihat Enja sedang bersama seorang gadis yang masih berpakaian seragam SMA. Terdengar teriakan gadis itu sambil berlutut dan memeluk kaki Enja, "Aku akan lakukan semuanya, asalkan kamu mau! Aku mohon!"
Aku cemburu tapi kasihan dengan gadis itu saat Enja mendorongnya hingga jatuh di jalanan. Orang-orang di sana langsung melihat ke arah Enja dengan marah.
Aku mulai menebak-nebak, gadis itu yang membelikan Enja Hp karena tergila-gila dengan Enja. Tapi Enja memilih setia padaku hingga mencampakannya.
Tiba-tiba pemuda lain yang ku suka mengirim pesan privat di Hpku, "Sekarang ke rumahku. Ajarin aku memasak sekalian aku ingin kamu mencoba pakaian seksi yang ku beli buat karyawatiku. Kamu bisa coba langsung di kamarku." DM Tama membuatku tercengang.
Ini kesempatanku mendapatkan hati Tama.
Aku jadi bingung, harus mendatangi Enja dan membela gadis itu, tapi aku tidak suka dengan Enja yang kasar dan pasti orang-orang akan mengira aku yang jadi penyebab Enja berlaku kasar pada gadis itu lalu menuduh aku perebut pacar orang. Bisa-bisa aku jadi buruk di mata mereka. Atau lebih baik, aku memenuhi panggilan Tama, melakukan yang dia mau, agar dia menyukaiku dan aku bisa menjadi pacar cowok kaya lalu nasibku yang miskin dapat berubah, tapi perasaanku tidak enak.
(Bersambung)
Aku mengikuti jejak ceceran darah di tanah yang ku temukan saat melewati hutan dekat Kota.
Dengan dada deg-degan aku mengikuti hingga masuk ke dalam hutan. Tidak terlalu jauh aku menemukan kumpulan laki-laki sedang mengerubungi sesuatu. Aku kaget, "Apa mereka kanibal dan sedang asik makan daging manusia?"
Seorang pemuda menyadari kehadiranku, "Kamu Huja kan?" Tanyanya memastikan.
Saat aku melihat wajahnya. Hatiku langsung tersentuh, "Dan kamu pasti Tampan!"
Dua teman pemuda itu langsung tertawa, "Haha, kayaknya tuh cewek cupu pacar kamu ya...."
Perkataan mereka bilang aku cewek cupu, langsung membuatku malu dan dijawab oleh pemuda yang merupakan teman sekelasku, "Sudah aku bilang, jangan nyebut aku dengan kata itu. Namaku Tama. Lihat! Teman-temanku jadi ngejek akukan."
Aku langsung membalasnya dengan penyesalan, "Maaf, abis namamu mirip sih, tapi aku juga bermaksud memujimu!"
Tama yang kupikir akan membelaku justru sebaliknya, "Maaf teman-teman, Huja ini memang menyukaiku sampai tembak aku segala. Tapi aku tolak karna dia bukan tipe aku."
Aku yang kesal segera meninggalkan mereka.
Tapi Tama menghentikan aku dengan pisau di tangannya, "Kami sedang berburu Ayam liar dan berhasil membunuhnya. Aku ingin kamu memasaknya untuk kami." Ucapnya sambil memperlihatkan Ayam dengan kepala terpotong di hadapanku.
Entah kenapa aku terdiam dihadapannya. Aku belum pernah sedekat ini dengannya. Dia lalu melepaskan Ayam dan Pisau kemudian merebut Hpku, "Sepertinya kamu terburu-buru. Jadi, aku masukan nomor Hpku di sini. Nanti aku DM kamu. Aku harap kamu mau bantu aku kapan-kapan."
Aku mengangguk dan dia mengembalikan Hpku ke tanganku sambil bicara, "Kami cuma tahu bakar Ayam saja. Jadi rasanya gitu-gitu saja. Haha!"
Ucapnya kemudian pergi bersama teman-temannya meninggalkan aku.
Aku melanjutkan jalan ke kota menuju Enja berada sambil tersenyum sendiri gak jelas.
Ketika di jalan, aku kaget melihat Enja sedang bersama seorang gadis yang masih berpakaian seragam SMA. Terdengar teriakan gadis itu sambil berlutut dan memeluk kaki Enja, "Aku akan lakukan semuanya, asalkan kamu mau! Aku mohon!"
Aku cemburu tapi kasihan dengan gadis itu saat Enja mendorongnya hingga jatuh di jalanan. Orang-orang di sana langsung melihat ke arah Enja dengan marah.
Aku mulai menebak-nebak, gadis itu yang membelikan Enja Hp karena tergila-gila dengan Enja. Tapi Enja memilih setia padaku hingga mencampakannya.
Tiba-tiba pemuda lain yang ku suka mengirim pesan privat di Hpku, "Sekarang ke rumahku. Ajarin aku memasak sekalian aku ingin kamu mencoba pakaian seksi yang ku beli buat karyawatiku. Kamu bisa coba langsung di kamarku." DM Tama membuatku tercengang.
Ini kesempatanku mendapatkan hati Tama.
Aku jadi bingung, harus mendatangi Enja dan membela gadis itu, tapi aku tidak suka dengan Enja yang kasar dan pasti orang-orang akan mengira aku yang jadi penyebab Enja berlaku kasar pada gadis itu lalu menuduh aku perebut pacar orang. Bisa-bisa aku jadi buruk di mata mereka. Atau lebih baik, aku memenuhi panggilan Tama, melakukan yang dia mau, agar dia menyukaiku dan aku bisa menjadi pacar cowok kaya lalu nasibku yang miskin dapat berubah, tapi perasaanku tidak enak.
(Bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar