Bantuan Yang Dibalas (Part 3)
Sabtu, Oktober 19, 2019
Linia suruh aku ke taman. Sampai di sana, dia sudah duduk dan bilang, "Kenapa lihatin saja, gak bantu aku, lepasin pakaianku. Mumpung di sini sepi."
Aku kaget, melihat sebagian tubuhnya yang mulus terbuka saja sudah bikin aku bernafsu apalagi lihat semuanya.
Saat aku mendekatinya, dia lalu menunjuk ke arah belakang pot raksasa yang ada di sampingnya dan bilang, "pakaianku nyangkut di atas pot itu. Tolong lepasin ya..."
Aku tercengang, karena gak sesuai harapanku. Tapi aku lebih penasaran kenapa pakaiannya nyangkut, "Kok bisa?"
Dan dia jawab, "Biasa, teman cewekku yang gak suka aku beli pakaian baru, bercandanya kelewatan."
Aku jadi prihatin, "Kamu dibully..."
Dia hanya tersenyum.
Setelah ku ambilkan, aku terdiam melihat wajahnya dari dekat, cantik sekali. Dan dia menyadarkanku, "Hey kamu kenapa?"
Aku kaget dan tidak sengaja bilang, "Aku gak bernafsu kok..."
Aku tambah kaget saat dia bilang, "Nafsu juga gak apa-apa."
Pikirku dia mau mengikuti nafsuku. Tapi ternyata bukan yang ku pikirkan saat dia berucap, "Datanglah ke rumahku. Aku masakan buat ngobati nafsu makan kamu itu."
Ucapnya sambil memberikan kartu nama lalu pergi.
Dan aku tambah kaget
(Bersambung)
Aku kaget, melihat sebagian tubuhnya yang mulus terbuka saja sudah bikin aku bernafsu apalagi lihat semuanya.
Saat aku mendekatinya, dia lalu menunjuk ke arah belakang pot raksasa yang ada di sampingnya dan bilang, "pakaianku nyangkut di atas pot itu. Tolong lepasin ya..."
Aku tercengang, karena gak sesuai harapanku. Tapi aku lebih penasaran kenapa pakaiannya nyangkut, "Kok bisa?"
Dan dia jawab, "Biasa, teman cewekku yang gak suka aku beli pakaian baru, bercandanya kelewatan."
Aku jadi prihatin, "Kamu dibully..."
Dia hanya tersenyum.
Setelah ku ambilkan, aku terdiam melihat wajahnya dari dekat, cantik sekali. Dan dia menyadarkanku, "Hey kamu kenapa?"
Aku kaget dan tidak sengaja bilang, "Aku gak bernafsu kok..."
Aku tambah kaget saat dia bilang, "Nafsu juga gak apa-apa."
Pikirku dia mau mengikuti nafsuku. Tapi ternyata bukan yang ku pikirkan saat dia berucap, "Datanglah ke rumahku. Aku masakan buat ngobati nafsu makan kamu itu."
Ucapnya sambil memberikan kartu nama lalu pergi.
Dan aku tambah kaget
(Bersambung)
