Cerpen Bijak Menyikapi Penggunaan Media Sosial

Cerpen Bijak Menyikapi Penggunaan Media Sosial

Cerpen dengan judul Bijak Menyikapi Media Sosial, terdiri sebanyak lebih dari 5 paragraf dan jumlah minimal atau mencapai 1000 kata lebih.

Bijak Menyikapi Penggunaan Media Sosial


Saya membuat akun media sosial pertama saya di Facebook. Saya lalu masuk ke dalam grup facebook yang saya sukai, yaitu tentang berbagi cerita. Karena tujuan saya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan orang yang punya hobi sama dengan saya. Bukan mencari masalah tapi ingin mencari manfaat.


Bijak Menyikapi Pengguna Media Sosial


Lalu menanggapi salah satu postingan dari anggota grup karena tulisannya tanpa paragraf, saya komentari "buatlah paragraf agar tulisan kamu enak dibaca".
Kemudian dia membalas dengan memarahi saya, "Kamu baru gabung di grup facebook ini, tapi malah menyuruh saya yang sudah lama gabung."
Saya kaget mendapatkan balasan seperti dimarahi, saya lalu membalasnya dengan komentar, "Maafkan saya jika membuatmu marah, saya hanya memberikan masukan agar tulisanmu nyaman dibaca."
Saya kembali dibalas dengan komentar marah, "Ini tulisan saya, jadi seterah saya."
Saya sadar, jika terus dibalas, dia akan selalu membalasnya dengan amarah. Ini sudah dua kali. Sudah cukup bagi saya untuk tahu bahwa dia memang tidak mengalah. Jadi saya yang mengalah. Karena mengalah itu tidak ada salahnya. Jadi saya membalasnya, "Tulisanmu bagus." Dengan pujian. Dia tidak membalas lagi dan hanya memberikan tombol suka. Saya jadi turut senang.

Bijak Menyikapi Informasi di Media Sosial


Sebuah postingan dibagikan di Media Sosial dan saya tidak sengaja melihatnya. Tulisan pada postingan tersebut berisi tentang informasi bahwa menulis itu tidak ada manfaatnya. Tentu banyak penulis yang tidak setuju. Termasuk saya yang hobi menulis. Orang-orang memarahi penulis informasi itu. Tapi saya memilih untuk bijak dengan menuliskan manfaat menulis, yaitu  "menulis dapat menyampaikan informasi dengan mudah, berbagi ilmu, digunakan dalam pekerjaan untuk menghasilkan uang, dan banyak manfaat yang lainnya."
Tulisan saya itu mendapatkan banyak suka dari orang lain. Itu membuat saya menjadi senang.

Bijak Membagikan Informasi di Media Sosial


Saat menggunakan media sosial, saya sering melihat postingan yang sama dibagikan banyak orang yang berbeda-beda. Saya penasaran dan melihat postingan itu, tertulis di sana, "Tulisan ini dari saya yang sudah tiada, saya ingin menyampaikan pesan kepada keluarga saya bahwa saya ada di bawah gunung, kalau anda melihat pesan ini dan tidak membagikannya maka saya akan menghantui mu."
Saya berpikir, jika dia sudah tiada bisa menulis pesan kenapa tidak datang langsung ke keluarga dia saja langsung, malah menghantui orang lain. Saya tuliskan komentar itu. Lalu saya laporkan postingan itu sebagai berita palsu dan tidak saya bagikan. Karena kalau saya juga membagikan berita palsu maka orang yang melihat berita palsu yang saya bagikan kemudian ikut membagikannya maka saya akan berdosa dan juga dapat dituntut hukum.

Komentar saya banyak di balas orang. Mereka setuju dengan pendapat saya. Lalu ikut melaporkannya dan postingan berita palsu itu akhirnya dihapus oleh pihak media sosial. Saya merasa bangga ikut dalam menyelamatkan banyak orang dari berita palsu.

Bijak Berkomentar di Media Sosial


Saya iri melihat sebuah postingan orang lain yang terdapat banyak komentar. Saya mengira orang itu banyak mendapatkan perhatian dari orang lain. Tapi saat saya melihatnya, saya merasa kesal. Bagaimana tidak, tulisan di postingan itu berisi, "Ketik iya jika kamu ingin jadi penulis sukses."
Dan banyak yang menulis iya. Saya cuma memberikan komentar, "Penulis terkenal saat ini tidak menulis iya di postingan ini."
Banyak yang menyukai komentar saya. Dan setelah komentar saya tidak muncul lagi, komentar dari orang-orang yang menuliskan iya.
Itu membuat saya merasa lega karena telah berhasil menyadarkan banyak orang.

Bijak Menanggapi Postingan Orang Lain


Saat saya melihat postingan orang lain. Kemudian ada orang lain lagi yang mengomentari postingan itu dengan tulisan negatif yaitu, "Tulisanmu tidak bagus."
Saya lalu menanggapi komentar dia dengan tulisan yang sopan, "Kalau menurut saya tulisan dia bagus. Hanya saja kurang dikasih paragraf jadi tulisannya agak sulit dibaca."
Pemilik postingan langsung memberikan suka pada komentar balasan saya. Dan dia juga membalas komentar saya dengan menyebut saya, "Terima kasih banyak, kamu telah membela saya."
Saya merasa sangat senang, bisa menjadi pahlawan bagi orang lain.

Bijak Menulis di Media Sosial


Saya selalu berusaha untuk menulis yang tidak membuat orang marah. Menulis cerita yang mengandung kebaikan. Jika tulisan saya dianggap salah atau tidak baik, maka saya bertanya untuk memperbaiki tulisan itu. Dengan begitu saya juga mendapatkan pelajaran dan ilmu baru.

Seperti saat saya menulis, "Orang yang tidak suka menulis, dia akan kesulitan dalam menjalani hidupnya."
Padahal pesan saya dalam tulisan itu bermaksud baik. Agar orang menyukai kegiatan menulis dan mendapatkan manfaat dari kegiatan itu. Tapi ternyata di mata orang lain, tulisan saya menyinggung atau kurang sopan. Salah satu dari mereka berkata, "Kamu tidak bisa memaksa orang lain untuk suka menulis. Karena masing-masing orang punya kesukaannya masing-masing. Punya hobi yang berbeda-beda."
Saya membalasnya dengan merasa bersalah dan meminta maaf, "Maafkan saya yang tidak tahu akan hal itu."

Kemudian saya mengedit tulisan itu menjadi lebih sopan lagi, yaitu "Menulis bisa bikin mudah dalam menjalani hidup."
Lalu saya berikan salah satu contohnya, agar orang tidak salah paham lagi, "Saya kadang melupakan sesuatu. Jadi saya menulisnya di kertas lalu menggulungnya seperti jam tangan di lengan saya. Tulisan itu bertuliskan, "Awas ada PR, Besok di kumpul." Lalu saya bawa sambil bermain sama teman-teman di luar rumah.

Kami bertiga bermain menghitung cepat. Satu lawan satu. Dan teman yang tidak bertanding akan menjadi penulis soal untuk kami kerjakan. Kami dibantu kalkulator dalam permainan ini. Sangat seru. Bahkan sampai kami bosan. Teman saya lalu mengajak bermain permainan lain. Lalu saya lihat jam tangan saya. Dan menunjukan bahwa saya lagi ada PR dari sekolah yang belum dikerjakan. Jadi saya memilih pamit, dan bilang untuk melanjutkan permainan besok hari ke teman-teman.

Contoh cerita itu, juga saya tuliskan di media sosial. Yang awalnya bikin orang kesal sekarang berbalik bikin orang terhibur. Sehingga juga membuat saya sangat senang dapat menghibur mereka.

Bijak Menjawab Pertanyaan Orang di Media Sosial

Ketika saya berbagi tentang pengalaman atau ilmu yang saya dapatkan di media sosial. Sering orang-orang berkomentar dengan menanyakan pertanyaan, misalnya "Bagaimana caranya kamu bisa rajin menulis seperti ini?"
Saya selalu menjawab pertanyaan orang tersebut. Bagi saya ini adalah sesuatu yang harus. Karena orang akan merasa senang jika pertanyaannya di jawab. Dan membuat orang senang juga membuat perasaan saya merasa tenang.

Saya menjawab pertanyaan itu, "Menulislah, maka kamu akan rajin dengan sendirinya."
Dia tidak membalas komentar saya lagi. Tapi itu bukan alasan buat saya merasa sedih. Mungkin dia sudah paham. Jadi biarkan saja. Kalau dia  tidak paham, pasti dia akan berusaha memahaminya lagi dengan bertanya kembali.

Kesimpulan Bijak Menyikapi Penggunaan Media Sosial


Buatlah media sosial anda dengan tujuan yang baik agar mendapatkan manfaat. Jangan membuat masalah karena itu akan mempersulit hidupmu nanti. Dengan menjadi orang baik di media sosial maka orang akan baik juga pada kita. Dan jika tujuan membuat media sosial untuk mendapatkan perhatian yang kurang didapatkan dikehidupan nyata maka dengan menjadi baik selalu di media sosial maka akan mendapatkan perhatian dari orang cepat ataupun lambat.

(Selesai)

Download Wallpaper