Cerpen Tentang Pendidikan Yang Menarik

Cerpen Tentang Pendidikan Yang Menarik

Ini adalah cerita pendek saya tentang pendidikan yang menarik telah dialami sendiri. Bisa dikatakan ini merupaka cerita nyata saya yang melawati lika liku dunia pendidikan. Dari saat TK sampai Kuliah, hingga kerja dengan gaji UMP. Saya juga mengalami masalah sama dengan kebanyakan pelajar pada umumnya. Tapi saya bisa selalu mengatasinya. Semoga cerita ini bisa menginspirasi kalian yang telah membacanya.

Cerita Nyata Tentang Pengalaman Pendidikan Yang Menarik

Saat saya kelas 3 SD dulu saya tidak bisa membeli buku paket mata pelajaran. Beberapa teman saya membelinya dari guru yang menawarkan buku tersebut. Saya berada di keluarga yang tidak mampu jadi orang tua saya tidak bisa membelikannya saat itu. Tapi di saat beberapa bulan mau ulangan, ibu saya mengumpulkan uang dan dapat membelikan satu buku dari tiga buku paket yang disediakan. Meskipun cuma satu saya sangat senang.

Buku itu berisi materi belajar ilmu pengetahuan alam. Di sana banyak cerita yang berhubungan dengan materi belajar. Belajar dalam bentuk cerita membuat saya menyukainya.

Ketika kelas 5 SD saya mendapatkan tugas menulis cerita oleh guru. Awalnya saya bingung. Dikatakan saya harus menulis cerita dengan 30 kata saja. Cerita yang pendek, tapi itu mengenalkan saya untuk pertama kalinya menulis cerita. Saya mulai menyukai menulis cerita sendiri. Karena dengan menulis cerita, saya bisa mewujudkan keinginan saya. Saya ingat dulu pernah menulis cerita dengan nama Ani. Begini ceritanya:

Saya Ani pergi dari desa ke kota untuk membeli buku bersama dengan ayah karena saya berhasil mendapatkan rangking satu saat kenaikan kelas. Saya membeli buku cerita yang saya suka. Dengan riang gembira saya membawanya buku yang harum itu pulang.

Cerita itu saya buat. Ketika saya sering dapat nilai nol. Saya dinaikan kelas karena saya berlaku baik oleh guru. Tapi saya sering dimarahin ayah saat belajar di rumah. Saya tidak bisa mengerjakan soal hitungan. Itu membuat saya sedih. Tapi dengan menulis cerita tersebut membuat saya senang kembali.

Mendapat Rangking Satu Dan Membuat Nenek Bangga

Saat saya SMP saya mulai belajar giat. Saya yang bodoh saat SD dulu mencoba berusaha berubah. Ketika itu terdapat pembelajaran Aljabar. Pelajaran ini saya sukai karena bisa dihubungkan dengan cerita. Salah satunya seperti berikut:

Awalnya guru menjelaskan cara mengerjakan soal matematika Aljabar ini. 

2 + A = 4

Tapi saya kurang tertarik, hanya melihatnya saja.

Kemudian guru memberikan soal cerita berikut,

Budi punya dua buah pensil. Ditambah dengan pensil Ani menjadi 4 buah pensil. Berapakah pensil yang dipunyai Ani?

Awalnya saya bingung, tapi saat diubah menjadi kalimat matematika membuat saya mengerti.

Jawabnya:

2 + A = 4

A = 4 - 2

A = 2

Jadi pensil Ani ada 2 buah.

Dari penjelasan tersebut membuat saya tertarik untuk terus mempelajarinya. Agar saya punya waktu belajar di rumah, saya lalu mencoba membuat jadwal kegiatan. Ilmu membuat jadwal kegiatan saya dapatkan dari buku paket IPA saat SD dulu yang saya miliki. Tentang jadwal kegiatan yang sehat. Lalu saya gunakan saat SMP. Saya membagi waktu dari tidur, istirahat, belajar, dan bermain. Saya juga masih ingat jadwal kegiatan sehari-hari saya dulu:

  1. Jam 5 pagi bangun tidur lalu mandi.
  2. Jam setengah 6 belajar (mempelajari materi yang akan diajarkan guru nanti di sekolah)
  3. Jam 6 makan.
  4. Jam 7 pergi sekolah.
  5. Jam 1 siang pulang sekolah, cuci tangan dan kaki.
  6. Jam setengah 2 siang makan siang.
  7. Jam 2 siang tidur.
  8. Jam 3 siang bangun, cuci muka lalu belajar (membaca pelajaran)
  9. Jam 4 sore bermain.
  10. Jam 5 sore pulang, mandi.
  11. Jam setengah 6 sore belajar (mengerjakan soal)
  12. Jam 7 malam makan malam.
  13. Jam 8 malam belajar (mengerjakan PR, mempersiapkan pelajaran besok)
  14. Jam 9 malam tidur.

Itulah salah satu jadwal kegiatan sehari-hari saya yang saya patuhi. Saya mencatatnya dan kasih conteng bila sudah mengerjakannya. Hal itu yang berhasil membuat saya mendapatkan peringkat satu dan bikin bangga nenek.

Kenapa bukan bikin bangga ibu? Karena saat SD ibu saya telah meninggal dunia dan sakit. Ayah saya menikah lagi dan pergi meninggalkan saya. Jadi saya dan adik diurus oleh nenek saya yang merupakan orang tua ibu.

Menyukai Komputer Dan Membuat Kerajinan Tangan Yang Menghasilkan Uang

Saat SMA, saya terlalu pendiam jadi tidak punya teman. Ini gara-gara saya terlalu sibuk belajar dulu saat SMP dan tidak sering bicara sama teman-teman di sekolah. Sehingga sekarang saya sering malu dan tidak berani ngajak teman sekelas bicara. Bahkan untuk bersuara tanpa di suruh saja takut. Jadi ketika dulu ada pembelajaran komputer, saya cuma bisa melihatnya saja teman-teman menggunakan komputer. Karena dulu jumlah komputer terbatas saya cuma bisa memperhatikannya karena tidak kebagian.

Dari melihat saja, saya mulai tertarik. Apalagi saat nonton di Tv saya melihat orang bekerja dengan komputer. Saya jadi ingin memilikinya. Tentu membelinya dulu saya tidak bisa. Jadi saya hanya bisa membuatnya saja dengan kertas. Saya membuat kerajinan tangan dari kertas. Ilmu kerajinan tangan ini juga diperkenalkan kepada saya saat pelajaran keterampilan. Sebuah pelajaran tambahan di sekolah. Tapi sangat berguna bagi saya. Saya berhasil membuat mainan komputer dalam bentuk kertas. Ini terinspirasi ketika melihat teman di sekolah memainkan permainan di komputer dan saya hanya melihatnya saja. 

Jadi saya membuatnya sendiri di rumah sesuatu yang menyerupai bentuk komputer dari kertas. Mainan komputer ini lalu disukai oleh anak tetangga saya. Kemudian dia beli dari saya untuk memilikinya. Saya sangat senang bisa dapat uang saat itu. Saya lalu membuat banyak kerajinan tangan lainnya. Sampai Hp dari kertas yang di dalamnya juga terdapat permainan saya buat. Dan dijual sehingga saya bisa menghasilkan uang sendiri saat itu.

Kuliah dan Memiliki Komputer Pertama

Saya kuliah dengan biaya hasil kerajinan tangan saya yang saya jual. Tapi itu belum cukup untuk membuat saya bisa membeli komputer. Saya juga kuliah bukan di kampus saya inginkan, seharusnya saya kuliah di kampus jurusan komputer. Tapi saya malah kuliah di kampus jurusan pendidikan. Karena saya punya pertimbangannya sendiri. Selain dekat dengan rumah Nenek jadi tidak perlu uang bayar kos, juga karena murah. Dan itu satu-satunya kampus yang ada di kota saya.

Meskipun kampus jurusan pendidikan, tapi di sana ada mata kuliah tentang komputer. Kali ini saya mendapatkan kesempatan menggunakan langsung komputer. Dari sini saya mulai belajar sungguh-sungguh. Apalagi ini mata kuliah satu-satunya yang saya suka.

Apa Manfaat Belajar Komputer?

Kalau kalian mengira dengan belajar komputer biar nanti setelah lulus bisa kerja sebagai kantoran. Itu terlalu lama. Saya langsung memanfaatkan ilmu yang saya pelajari setelah bisa komputer. Saat kuliah dulu saya sering membantu mahasiswa dan mahasiswi lain untuk mengerjakan tugas makalah, power point buat persentasi. Dari sana saya mendapatkan uang. Mereka tidak punya banyak waktu untuk mengerjakan tugas kuliah karena suka senang-senang. Aku juga senang bisa mengerjakan tugas kuliah mereka karena dibayar.

Dari sinilah saya mulai bisa membeli komputer pertama saya. Saya sangat senang. Dan tiada hari tanpa menghabiskan waktu di depan komputer.

Lulus Kuliah dan Lamar Pekerjaan

Tidak pernah terbayangkan bagi saya untuk mencari pekerjaan itu sangatlah sulit. Puluhan surat lamaran kerja yang saya buat. Puluhan tempat saya datangi. Tidak terhitung berapa banyak saya menghabiskan waktu untuk menunggu tes kerja. Dan selalu saat tes kerja tentang komputer saya berhasil lulus dan juga selalu saat tes wawancara saya tidak lulus.

Tiga tahun saya menganggur. Rasanya sungguh menyakitkan. Tapi saya tidak mau menghabiskan waktu hanya berdiam diri. Bukan hanya untuk melamar kerja. Tapi saya sempatkan untuk beribadah. Ketika saya ke tempat ibadah. Saya bertemu dengan teman lama saat di kampus dulu. Tidak terlalu akrab tapi pernah kenal saat dia minta bantuan kerjakan tugas. Dia menanyakan ke saya sudah kerja di mana?

Awalnya saya gengsi dan ingin bilang sudah kerja di kantoran. Tapi saya memilih jujur apalagi sedang di tempat ibadah, saya bilang belum kerja.

Saya kaget saat dia bilang, kamu mau kerja di tempatku, di sana membutuhkan yang bisa komputer.

Tentu saya bilang mau. Dia ngajak saya ke sebuah kantor instansi pemerintah. Di sana dia memperkenalkan dengan PNS di sana. Beliau cukup tua, dan membutuhkan seseorang yang bisa membantu pekerjaannya yang berkaitan dengan komputer seperti tuntutan pemerintah saat ini. Beliau berkata, "Gaji itu jangan dimakan sendiri, juga bagikan ke lain..."

Saya kira, maksud kata beliau adalah sedekah, tapi ternyata memperkerjakan orang lain. Tapi itu tidak masalah, beliau pasti ingin tetap dapat keuntungan dan tidak mau rugi. Saya benar-benar tidak menyangka, saya diterima dan kerja di sana. Bahkan tanpa perlu menyerahkan surat lamaran kerja. Juga tidak ditanya lulusa mana.

Sekarang saya masih bekerja di sana. Gaji saya juga sesuai standar UMP daerah. Jadi saya selalu sempatkan untuk bersedekah dengan uang gaji saya. Pahalanya bukan hanya untuk saya tapi untuk Bos saya yang tidak melakukan sedekah. Saya sangat senang bisa bekerja sesuai dengan hobi saya. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana jika jadi guru, pasti akan malu-maluin di depan murid karena suara saya tidak keras. Dulu saja saat kuliah dan PPL saya sering diminta murid untuk lebih keras lagi karena tidak kedengaran. Walaupun pernah melamar jadi guru di banyak sekolah tapi tidak lulus. Saat ini pekerjaan saya melenceng dari gelar sarjana saya tapi tetap membuat saya senang. Itulah cerpen tentang pendidikan yang menarik menurut saya, bukan mengenai nilai bagus tapi ilmu yang saya peroleh selama proses pendidikan tersebut sangat bermanfaat untuk saya menjalani hidup yang lebih baik.

(Selesai)

Download Wallpaper