Jangan Pernah Melakukan Apa Yang Aku Lakukan Jika Tidak Ingin Mendapatkan Kutukan Menjadi Indigo

Jangan Pernah Melakukan Apa Yang Aku Lakukan Jika Tidak Ingin Mendapatkan Kutukan Menjadi Indigo

Semua orang pasti pernah melihat sesuatu wujud sepersi sosok manusia tapi tidak terlalu jelas ketika melewati jalan atau tempat yang memang sunyi, serem dan dikatakan angker. Ketika menoleh kembali melihat sesok itu, tiba-tiba menghilang. Sikap kalian mungkin ada yang biasa saja, ah salah lihat. Atau ada yang takut, hiii kaburrr. Tapi mungkin cuma aku yang bersikap seperti ini yaitu iseng melakukan sesuatu yang akhirnya harus aku terima akibatnya.

Setelah aku melakukan itu, padahal bukan sesuatu yang negatif, tidak melakukan hal jorok dan tidak juga menganggu tapi kenyataannya kutukan entah datang dari mana harus aku terima. Semenjak itu hidup aku yang tenang, jarang bergaul, suka menyendiri, tiba-tiba berubah drastis. Kenolepan aku yang mendarah daging hancur berkeping-keping. Aku ikut campur urusan orang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan saya.

Aku terus melakukan hal-hal aneh yang tidak masuk di akal. Contohnya saja, pindah dari kos-kosan yang nyaman dan lengkap dengan wifi dan fasisilitas lainnya, ke tempat rumah yang tidak berpenghuni, kosong sejak lama, jendela hancur, tanaman memenuhi halaman rumah bahkan sampai masuk ke dalam rumah, dan yang lebih parahnya lagi rumah itu bekas pembantaian satu keluarga. Kalau kamu jadi aku bagaimana perasaanmu tinggal seorang diri di tempat seperti itu? Takut! Kalau aku tidak, aku paling tidak percaya sama sesuatu yang bersikap ghaib.

Kalian bingung kenapa aku pindah ke tempat seperti itu? Aku punya alasannya. Saat di kos, setelah kejadian yang pertama yang aku ceritakan tadi. Aku mulai mengalami keanehan. Saat aku mulai masuk kos dan melewati penghuni kos yang sedang ngumpul, para cewek. Tiba-tiba ada suara cewek manggil saya, “Hei L...” 

Aku menoleh dan tanya, “Iya ada apa?” dan ekspersi mereka sangat membuatku terkejut. 

Mereka menatapku aneh dan salah satu dari mereka tanya balik, “Kamu tidak manggil kamu L?”

Dan aku meneruskan langkahku. Melewati lorong kosan. Dan kembali aku mendengar suara, “Mau kemana L?” 

Awalnya aku curiga, pasti cewek-cewek tadi yang ngerjain aku, aku menoleh dan berteriak, “AKU TIDAK SUKA BECANDAAA?” dan tidak ada satupun dilorong itu. Tidak beberapa lama, penghuni kos banyak yang keluar dan melihatku dengan tatapan aneh. Aku benar-benar malu. Aku masih menaruh curiga diantara mereka pasti ada yang mengerjaiku karena aku tidak percaya makhluk halus. Tapi aku tidak tahu siapa pelakunya. Aku terus mendengar suara-suara. Yang terus-terusan manggil aku. Dan saat aku mengabaikannya.

Pundakku disentuh. Aku kaget dan hampir percaya makhluk halus itu ada dan ternyata ibu kos yang langsung membentakku, “Kamu dipanggil orang lebi tua tidak nyahut, di mana sopan santunmu, mau memperpanjang sewa kos atau tidak, waktumu sudah mau habis besok.”

Sifat baikku yang selama ini aku jaga, hancur tak tersisa. Aku juga jadi tontonan penghuni kos lain. Jadi akhirnya aku memutuskan pindah dari kos an itu. Aku tidak sanggup menyandang rasa malu, tatapan sinis penghuni kosan lain. Aku memilih tempat yang sunyi. Rumah yang dikatakan orang angker jaddi pilihanku. Itulah alasanku. Semoga tidak membuatmu bingung.

Baru beberapa saat aku menikmati kenolepanku, kesendirian, dan ketenangan, aku mulai diganggu dengan suara-suara lagi. Kali ini bukan suara orang. Di dalam salah satu kamar, aku jadikan tempatku tinggal. Kamar itu terletak di tengah ruangan rumah ini. Hampir setiap sudut tampak gelap walaupun saat itu siang hari. Sebenarnya aku tidak sabar untuk menunggu suasana malam nanti, seberapa menyeramkan dan aku ingin merasakan sensasinya. Tapi aku malah mendapatkan yang dikatakan orang-orang seram lebih awal. Aku mendengar sesuatu jatuh. Apa aku takut, sudah aku bilang dari awal aku bukan penakut dan tidak percaya hal ghaib. Jadi aku datangi asal suara. Arahnya di ruangan dapur. Aku gunakan senter karena ruangan itu gelap, jendela hampir ditutupi semua oleh tanaman liar di luar rumah. Harusnya aku temukan benda kaca di lantai seperti yang aku dengar tadi suara pecahan kaca, tapi di lantai dapur asal suara, aku tidak menemukan kaca satupun. Aku juga tidak menemukan tanda-tanda ada binatang di sana, seperti tikus, cecak, kadal dan lain-lain. Dan aku rasakan, suasana ruangan dapur memang aneh, aku berkeringat karena hawa di sini sangat panas. Dan anehnya bulu kuduku malah merinding, dari tangan hingga kaki seakan ada hawa dingin di sini tapi aku tidak merasakannya. Jadi menurutku wajar jika binatang tidak menyukai ruangan ini.

Aku membuka ponselku dan aku coba cari di google tentang rumah yang beralamat di sini. Berita yang beredar, di dapur di temukan wanita yang tewas bersimba darah, karena kekerasan tanpa sehelai kain. Aku menghembuskan nafasku, “Huhhh”

Suara terdengar, “Di sana ibuku tewas, pelakunya masih hidup. Aku ingin kamu balaskan dendam ibuku.” Dan suara itu tidak ada wujudnya sama sekali.

Aku menjawabnya seperti yang pertama aku lakukan memulai kutukan ini, “Aku menyesal saat aku tidak sengaja melihat sosokmu yang tidak kasat mata, aku malah mengucapkan, jika kamu nyata hantu, aku ingin berteman denganmu. Ucapan itu cuma iseng kenapa kamu menanggaoinya serius?”

Dan suara tidak berwujud itu kembali terdengar, seakan-akan aku sedang berbincang dengan seseorang. Bayangkan jika aku terus ada di kosan kayak gini, pasti udah di tendang ke rumah sakit jiwa. Suara itu bilang, “Cuma kamu yang bisa dengar suaraku, aku putus asa gentayangan terus dengan kenangan kesedihan, jadi kamu, L adalah harapanku...”

Tamatlah aku... bisa-bisa aku jadi pembunuh pelaku pembunuhan kalau kayak gini.

Download Wallpaper