Punya Adik Cewek Yang Suka Masuk Kamar Kakaknya Yang Cowok (Eps 2)

Punya Adik Cewek Yang Suka Masuk Kamar Kakaknya Yang Cowok (Eps 2)

Saat bangun pagi, aku dibuat kesal dengan burungku yang tegak dipagi hari. Aku mencoba diam dikamar sampai burungku mulai menciut. Tiba-tiba adik cewekku masuk. Sontak aku langsung narik selimut. Aku langsung emosi, "Ngapain kamu masuk dik, gak pakai acara ketuk pintu dulu."

Adikku jawab, "Aku udah selesai masak kak, makanan udah siap. Bukannya kakak mau pergi kerja."

Aku menghembuskan nafasku lalu bilang, "Iya kakak akan segera ke luar. Kamu juga silahkan keluar duluan."

Eh, adik malah masuk dan duduk dikasurku, "Kakak lagi sakit?"

Gak sadar keringatku bercucuran ditambah adikku yang semakin mendekat, "Gak, sana-sana pergi."

Adikku tetap ngeyel, "Kakak bohong ya, sini aku periksa dahi kakak, panas atau enggak."

Dia mencoba mengarahkan tangannya ke dahiku. Aku mencoba menjauh, hingga akhirnya dia jatuh ke pelukanku, "Aduh..." Ucap adikku.

Aku langsung memegang ke dua bahu adikku dan mengarahkannya menjauh dari tubuhku.

Kemudian adikku mencoba bangun sendiri, "Kakak sih, habiskan aku jatuh."

Aku langsung bilang, "Maafkan kakak."

Adikku semakin bikin aku emosi, "Kakak menyembunyikan sesuatu di balik selimut?"

Aku langsung jawab, "Tidak ada."

Adikku semakin penasaran, "Kakak jangan bohong."

Aku langsung teriak manggil pacarku, "Lina..."


Lina kemudian masuk, "Ada apa?"

Meskipun dia tanya tapi melihat keadaanku. Dia paham dan langsung membawa adikku menjauh dan keluar kamar, "Dik, jangan ganggu kakakmu. Ayo kita ke ruang makan duluan."

Adikku akhirnya keluar.

Aku menghembuskan nafasku, lega. Lina kemudian mendekatiku, "Kenapa punyamu tegak? Apa karena adikmu!"

Melihat Lina menggunakan pakaian tanktop membuat pikiranku semakin liar, "Kamu gak ikut keluar..."

Lina malah ikutan kayak adikku, "Aku gak keluar kalau kamu gak jawab, kamu nafsu sama adikku sendiri..."

Aku langsung jawab, "Yang benar aja, bukankah hal itu menjijikan. Kamu tahu, punya cowok memang gini, suka tegak kalau bangun pagi, gak perlu lihat cewek."

Lina kemudian tampak berpikir. Tangan jahatku langsung ambil kamera dan motret diam-diam saat dia lengah. Lalu kemudian Lina bilang, "Oh gitu. Okelah." Dia lalu keluar.


Saat makan aku hanya berdua sama Lina, aku tanya, "Adikku sudah makan?"

Di jawab oleh Lina, "Iya karena dia harus cepat masuk sekolah. Kamu sih lambat keluar dari kamar."

Aku balas, "Ya mau gimana lagi, aku nunggu antenaku turun, baru bisa keluar."

Tiba-tiba adikku menghampiri dengan pakaian seragam SMA nya, "Kak aku pamit, berangkat sekolah."

Aku langsung mengomentari pakaiannya, "Seragammu udah kekecilan ya, nanti pulang sekolah kita beli yang baru."

Dan dijawab olehnya, "Gak kok kak, ini udah pas."

Aku kurang setuju dan bilang, "Pas apanya, ketat gitu."

Dia lalu pergi, "Udah ya kak, teman-temanku udah nunggu di luar."


Lina kemudian mengajakku bicara, "Bagaimana menurutmu adikmu itu?"

Aku jawab saja, "Dia cantik, kulitnya putih mulus dan bodynya juga bagus."

Plakkk... Aku kaget tiba-tiba ditampar Lina.

Aku langsung bilang, "Aku akan hapus." Sambil pegangin pipiku.

Lina tampak heran, "Apanya yang dihapus?"

Aku terdiam, ku pikir karena dia tahu aku foto dia diam-diam jadi dia marah.

Dia lalu bicara, "Sadar gak sih, kamu bicara itu seperti punya nafsu sama adikmu?"

Aku kaget, "Benarkah? jujur aku benar-benar tidak sadar."

Dia lalu bilang, "Aku tanya apa adikmu punya kelainan, karena sudah dewasa gitu tapi kelakuannya kayak anak kecil."

Aku lalu termenung, "Ayah kami tiada saat adikku baru beberapa jam dilahirkan. Beliau tiada dikeroyok orang karena kedapatan mencuri untuk biaya ibuku melahirkan di rumah sakit. Jadi adikku tidak pernah menemukan sosok ayah. Apalagi ibu selalu memanjakannya."

Lina terlihat ikut bersedih, "Maaf, jika aku bilang begitu ke adikmu."

Aku langsung jawab, "Gak apa-apa. Kelakuan adikku memang agak aneh."

Aku berpikir sejenak lalu kembali bicara, "Kamu pernah dengar, katanya cinta pertama anak cewek itu adalah ayahnya..."

Lina seperti tahu maksudku, "Jadi karena adikmu tidak pernah bertemu sosok ayah dan langsung bertemu dengan kakak laki-lakinya, jadi kamu pikir cinta pertama adikmu itu kamu."

Aku langsung mengiyakannya, "Mungkin karena itu, adikku seperti itu kelakuannya denganku. Jika iya, itu cukup berbahaya. Apalagi sekarang kami cuma berdua di rumah ini. Ku harap kamu bisa di sini terus menemani adikku dan tidak segan menamparku kayak tadi jika aku mulai aneh."

Lina lalu agak ragu, "Gimana ya, apa kata tetanggamu nanti. Jika aku tinggal di sini."

Baru saja Lina bilang gitu, suara ketukan pintu terdengar.


Pak RT dan tetangga terlihat di depan pintu. Lina tampak cemas. Aku langsung bilang, "Pak RT dan para tetangga, perkenalkan, dia namanya Lina. Pembantu di rumah ini."

Pak RT dan tetangga percaya dan memaklumi. Lalu pergi dan membiarkan kami.


Aku lalu bicara ke Lina, "Maaf aku bilang kamu pembantu kami, karena itu cuma satu-satunya cara agar kamu bisa tingga di sini."

Lina tampak pengertian, "Iya gak apa-apa. Demi kebaikan adikmu juga. Aku akan coba bantu sampai adikmu benar-benar mandiri."

(Bersambung)

Download Wallpaper