Sedih Karena Suamiku Tidak Suka KDRT

Sedih Karena Suamiku Tidak Suka KDRT

Aku hampir melakukan bun*h diri ketika menjadi korban pemerk*saan oleh pacarku sendiri yang sekarang kabur entah kemana. Beruntung ada yang bersedia menikahiku agar aku tidak malu apabila nanti hamil di luar nikah. Namun setelah kami menikah, tiba-tiba aku datang bulan. Aku sangat senang karena tidak hamil dari benih laki-laki berengs*k itu. Dan aku ingin memberitahunya ke suami. Tapi aku mulai ragu, jika dia menikahiku karena terpaksa takut aku hamil. Bagaimana jika dia tahu aku tidak hamil. Apakah suamiku akan menceraikan aku. Hal yang aku takutkan lainnya muncul. Aku takut jika jadi janda. Lalu aku berpikir, bagaimana jika aku hamil anaknya suamiku. Dia pasti tidak akan menceraikanku. Aku lalu memberanikan diri mengatakannya. Aku menemui suamiku dan berkata, "Aku datang bulan, jadi tidak hamil."

Ekspresi suamiku terlihat datar, aku tidak melihat wajah bahagia di wajahnya. Kekhawatiranku mulai muncul, pasti dia akan menceraikanku karena alasan dia menikahiku karena takut aku hamil di luar nikah sekarang tidak ada lagi. Aku segera berucap, "Bagaimana jika kita melakukan hubungan int*m, agar aku hamil anakmu?"

Suamiku mendekatiku dan bilang, "Aku tidak akan melakukannya. Karena itu akan membuatmu sakit, aku tidak sanggup jika melihatmu sakit. Itu KDRT namanya dan aku membenci itu."

Aku tercengang mendengarnya. Bahkan aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia lalu pamit, "Aku pergi dulu."


Di tinggal di rumah sendirian, membuatku terus berpikir yang tidak-tidak, "Apakah dia akan pergi selamanya meninggalkanku? Apa kata tetangga jika hubungan rumah tanggaku berakhir dengan cepat? Pasti tetangga akan bilang, suamiku tahu aku tidak perawan lalu menceraikanku. Aku akan sangat malu. Keluargaku pasti akan lebih malu lagi."


Aku bahkan berpikir negatif, "Apa masakanku tidak cukup enak untuknya? Atau apa pakaiannya tidak cukup bersih aku cuci?"

Aku lalu pergi ke dapur, "Aku akan masak makanan yang paling enak untuknya."

Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi. Aku kaget, kenapa suamiku pulang lebih cepat. Segera aku membuka pintu. Dan lebih kaget lagi, saat melihat perempuan muda seusia denganku bahkan lebih cantik dariku. Aku langsung tanya, "Apa kamu mantan pacar suamiku?"

Dia lalu jawab, "Suamimu tidak menghubungimu?"

Aku melihat Hpku dan benar saja, suamiku baru saja menghubungiku, "Kamu tunggu di sini." Ucapku ke perempuan tidak dikenal itu. Lalu aku masuk ke dalam rumah dan segera mengangkat telpon suamiku, dia lalu langsung bicara, "Kamu pernah bilang saat kita temanan dulu. Jika nanti kamu menikah kamu tidak ingin berakhir di dapur. Kamu juga bilang, masa susah-susah kuliah hingga S1 ujung-ujungnya jadi babu. Kamu tidak ingin seperti itukan?"

Langsung aku jawab, "Maksudmu kamu tidak suka istri seperti itu dan ingin menggantikanku sebagai istrimu dengan perempuan yang datang itu?"

Saat dia mau menjawab aku langsung bicara, "Ku mohon, jangan gantikan aku sebagai istrimu. Aku tidak masalah jika kamu lakukan KDRT ke aku, aku juga bersedia jadi babumu."

Aku lalu menangis sejadi-jadinya, "A aaaah hiksss" Sambil mendengarkan dia bicara, "Aku datangkan perempuan itu untuk jadi babu kita, atau lebih tepatnya jadi pembantu kamu. Berhentilah menangis, aku tidak sanggup mendengar tangisanmu seakan-akan kamu seperti tersakiti. Itu membuatku sangat sedih."

Aku langsung mengusap air mataku dan berusaha tegar, "Aku sudah berhenti menangis. Jadi ku harap kamu tidak bersedih lagi."

Dia lalu bilang, "Aku senang mendengarnya."

Telpon lalu ditutup. Aku juga senang mendengar maksud suamiku.


Aku lalu menemui perempuan yang aku suruh tunggu di depan pintu. Saat aku buka pintu kembali, dia langsung bicara, "Apa aku bisa langsung kerja hari ini?"

Dengan senyuman aku bilang, "Bisa, mari aku tunjukan dapurnya."

Sepanjang perjalanan aku terus tersenyum bahagia. Di dalam hati aku berucap, 'Aku tidak menyangka, perempuan tidak sempurna sepertiku bisa mendapatkan suami sangat sempurna seperti dia.'


Aku mengarahkan babu kami, "Suamiku tidak suka minuman yang terlalu manis. Untuk makanan, apapun yang aku masak selalu dia habiskan jadi aku tidak tahu dia suka masakan apa, jadi kamu masak saja masakan enak yang pernah kamu buat."

"Baik, Nyonya." Jawabnya.

Kemudian ayah suamiku telpon, aku menjauh dari dapur lalu mengangkat telponnya, "Iya ayah mertua."

Langsung aku ditanya, "Apakah kamu hamil?"

Aku lalu jawab, "Belum."

Dan dibalas, "Kamu harus hamil, suamimu satu-satunya keturunan ayah. Dia saat ini meneruskan perusahaan ayah. Jadi dia harus punya penerus untuk meneruskan perusahaannya nanti."

Belum sempat aku bicara lagi, telpon langsung ditutup. Padahal aku ingin bilang, kalau anaknya tidak suka melakukan KDRT dan menganggap hubungan int*m sebagai KDRT. Itu membuatku bersedih sekaligus bingung harus apa?

(Selesai)

Download Wallpaper