Bicara Dengan Sosok Tak Dikenal (Part 11)
Di depan Inda tampak pemuda dengan tangan memegang Ponsel kecil, "Hp ini terus terhubung dengan Hpku dengan keadaan menggunakan pengeras suara dan aku memasukannya ke celanamu tanpa kamu sadari."
Inda yang tadi terperangah langsung mengambil Hp itu, dan benar di layar terlihat sedang terhubung dengan nomor aneh 494, "Jadi, dengan suaramu saja. Kamu dapat memotivasiku untuk melakukan sesuatu."
Senyuman terlihat kembali di wajah si pemuda dan ketika ingin pergi, tangannya dipegang Inda, "Jangan pergi dulu. Aku ingin tahu namamu..." Terasa dingin. Inda mulai cemas.
Pemuda itu berkata, "Kamu sudah tahu namaku. Jadi, lepaskan!"
Inda berniat tidak akan melepaskan tangannya dari lengan si pemuda sebelum tahu namanya. Entah kenapa, "Baiklah aku lepaskan."
Inda kemudian sadar, masih tidak tahu nama si pemuda, "Sial, kenapaku menurutinya."
Tiba-tiba Inda dipanggil Rin, "Inda!!!"
Indapun mengarahkan pandangannya ke belakang tempat Rin berada, "Ada apa?"
Rin dengan herannya bertanya, "Kamu bicara dengan siapa?"
Dengan cepat Inda melihat ke depan dan benar, si pemuda itu menghilang bersama ponsel yang ada di tangannya tadi.
Tubuh Inda gemetar. Dia menduga benar sedang bersama hantu.
Rin menghampiri Inda dengan ekspresi cemas, "Sepertinya aku mengenalnya!"
Inda kaget, "Kamu melihatku sedang bersama cowok tadi."
Rin mengangguk dengan keringat di wajahnya, "Meski tidak begitu jelas. Sepertinya itu dia."
Mendengar perkataan Rin, ekspresi Inda mulai senang, "Kamu mengenalnya di mana? Kamu tahu rumahnya? Siapa namanya?.."
Rin memotong pertanyaan Inda yang terlalu banyak, "Tidak banyak yang ku tahu tentang dirinya. Kamu pernah pacaran dengannya tapi tidak tahu apa-apa tentangnya. Pasangan macam apa kalian?" Balas Rin mulai emosi di hadapkan dengan keadaan yang tidak mengenakan.
Inda terlihat malu dan kesal.
Rin yang menyadari sahabatnya tidak bisa berkata apa-apa. Kemudian bicara dalam keadaan gemetar, "Namanya Aga. Dulu aku satu sekolah dengannya. Kamu bisa mememuinya di Kamar Mayat?"
Seketika wajah Inda yang senang berubah menjadi takut.
(Bersambung)
Inda yang tadi terperangah langsung mengambil Hp itu, dan benar di layar terlihat sedang terhubung dengan nomor aneh 494, "Jadi, dengan suaramu saja. Kamu dapat memotivasiku untuk melakukan sesuatu."
Senyuman terlihat kembali di wajah si pemuda dan ketika ingin pergi, tangannya dipegang Inda, "Jangan pergi dulu. Aku ingin tahu namamu..." Terasa dingin. Inda mulai cemas.
Pemuda itu berkata, "Kamu sudah tahu namaku. Jadi, lepaskan!"
Inda berniat tidak akan melepaskan tangannya dari lengan si pemuda sebelum tahu namanya. Entah kenapa, "Baiklah aku lepaskan."
Inda kemudian sadar, masih tidak tahu nama si pemuda, "Sial, kenapaku menurutinya."
Tiba-tiba Inda dipanggil Rin, "Inda!!!"
Indapun mengarahkan pandangannya ke belakang tempat Rin berada, "Ada apa?"
Rin dengan herannya bertanya, "Kamu bicara dengan siapa?"
Dengan cepat Inda melihat ke depan dan benar, si pemuda itu menghilang bersama ponsel yang ada di tangannya tadi.
Tubuh Inda gemetar. Dia menduga benar sedang bersama hantu.
Rin menghampiri Inda dengan ekspresi cemas, "Sepertinya aku mengenalnya!"
Inda kaget, "Kamu melihatku sedang bersama cowok tadi."
Rin mengangguk dengan keringat di wajahnya, "Meski tidak begitu jelas. Sepertinya itu dia."
Mendengar perkataan Rin, ekspresi Inda mulai senang, "Kamu mengenalnya di mana? Kamu tahu rumahnya? Siapa namanya?.."
Rin memotong pertanyaan Inda yang terlalu banyak, "Tidak banyak yang ku tahu tentang dirinya. Kamu pernah pacaran dengannya tapi tidak tahu apa-apa tentangnya. Pasangan macam apa kalian?" Balas Rin mulai emosi di hadapkan dengan keadaan yang tidak mengenakan.
Inda terlihat malu dan kesal.
Rin yang menyadari sahabatnya tidak bisa berkata apa-apa. Kemudian bicara dalam keadaan gemetar, "Namanya Aga. Dulu aku satu sekolah dengannya. Kamu bisa mememuinya di Kamar Mayat?"
Seketika wajah Inda yang senang berubah menjadi takut.
(Bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar