Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Hal Yang Mengejutkan (Part 9)

Author
Published Rabu, Juli 04, 2018
Hal Yang Mengejutkan (Part 9)
"Itu kau, Jaya." Tanyaku kepada sosok di belakang dua pria yang tidak dikenal.
"Iya ini aku. Siapa lagi? Hantu!" balasnya.

Aku segera mendekati Jaya. Dua pria itu membiarkanku melewatinya.
"Mana motormu?"
"Entahlah. Tiba-tiba mogok. Jadi aku jemput kamu jalan kaki."
Tanpa pikir panjang, aku pegang tangan kanan Jaya dengan kedua tanganku. Mengajaknya menjauh dari sana dan lekas-lekas menuju rumahku.

Jaya tidak membiarkan suasana diam membosankan lebih lama.
"Temanmu ya?." Tanya Jaya.
"Bukan. Aku tidak kenal. Mungkin mereka warga desa sebelah."
"Mereka? bukannya dia!"
Aku mulai cemas, "Maksudmu?"
"Aku lihat cuma satu orang tadi."
"Dua orang Jay." Jawabku maksa.
"Mungkin aku yang salah lihat." Jaya mengalah.
Aku mempercepat langkahku.
"Motormu kenapa mogok?" Tanyaku mencari topik pembicaraan yang tidak horor.
"Entahlah, padahal bensin saat ke sini aku isi penuh dan aku selalu merawatnya. Tiba-tiba saja ketika aku mau jemput kamu motornya mati sendiri."
Sial malah aku bikin suasana horor lagi.

Akhirnya kami sampai di rumahku. Suasana tenang. Membuatku ragu ada orang di dalam rumah.
''Yena, kamu masukan ke dalam rumahkan?"
"Iya."
Saatku membuka pintu. Aku benar-benar kaget. Seluruh rumahku berantakan.
Suasana agak gelap saat itu.
Aku diam kaku tidak tahu harus apa lagi.
Jaya mendekatiku, "Aku akan cari Yena. Kamu bantu aku antar dia ke rumah orang tuanya."
Aku diam kesal. Seakan benci dengan Yena.
"Aku pasti bantu kamu beresin rumahmu. Kita harus selesaikan semuanya dulu." Bujuk Jaya.
Tanpa harus dicari Yena muncul. Dia berjalan seakan tidak punya salah. Melewati kami dan keluar dari rumah.
"Ziah, ayo ikut. Aku tidak tahu rumah Yena di mana?" Ucap Jaya.
"Dia yang punya rumah. Pasti tahu." Ucapku kesal.
"Aku temeni Yena dulu. Pastikan dia sampai ke rumahnya. Nanti aku kembali ke sini" Balasnya kemudian bergegas menyusul Yena.

Aku berdiri lalu membereskan barang-barang yang berantakan. Semakinku menyibukan diri. Aku semakin khawatir dengan mereka.
Aku lalu berlari menyusul mereka segera. Beruntung aku masih sempat. Tapi, Yena dan Jaya malah masuk ke dalam hutan. Bukan menyulusuri jalan ke rumah Yena. Aku panik. Segeraku kejar mereka tapi ku tersandung dan jatuh.

(Bersambung)

Posting Komentar