Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Jawaban Dari Ambisi (Part 43)

Author
Published Minggu, Juli 08, 2018
Jawaban Dari Ambisi (Part 43)
Inda berusaha melepaskan pegangan Aga, tapi Aga bersikeras tetap memegang Inda, membuat Inda memohon, "Apa kamu tega mengambil organ tubuhku saat aku masih gadis?"
Aga tersenyum penuh dengan maksud, "Aku ingin kamu tetap hidup."
Keringat bercucuran di wajah Inda, "Apa? Kamu ingin membelah tubuhku dalam keadaan hidup-hidup!"
Sosok gadis berpakaian serba putih yang muncul tiba-tiba mulai mencoba menarik baju Inda. Membuat seluruh badan Inda lemas.

Aga kembali bicara, "Aku tidak bisa melepaskanmu saat kamu gemetaran kayak gini. Bisa-bisa kamu jatuh dari tangga."
Kata-kata Aga membuat Inda tercengang, kemudian dokter Aliya dengan pakaian putihnya ikut bicara, "Sebaiknya kamu jelaskan Aga. Biar Inda tidak gemetar."
Inda menatap ke arah Aga. Wajah Aga terlihat kesal dibikin repot, "Aliya memintaku membereskan masalah rumah sakit ini dengan segera menemukan pelaku pencurian organ tubuh. Karena kamu mau membantuku, aku yakin bersamamu mengawasi CCTV pasti pelaku dapat ditemukan cepat."
Seketika tubuh Inda berhenti gemetar. Dia yang tadi takut menjadi malu dan menutupi wajahnya. Aliya segera menarik Inda menjauhi tangga ketika Aga melepaskan Inda.

Aga kemudian mengantar Inda ke luar dari rumah sakit. Inda hanya diam karena masih malu telah bicara aneh. Aga yang lalu bicara saat dalam perjalanan, "Alasanku berambisi mencari pelaku pencurian organ tubuh ada hubungannya dengan aku yang tidak bisa membalas budi penolongku yang bicara langsung dihadapanku ingin mendonorkan organnya tanpa mengharapkan imbalan."
Mendengar curahan hati Aga, Inda mulai berani bicara, "Yang kamu temui saat kamu menggali kuburanmu karena siap mati itu?"
Aga menjawabnya dengan wajah murung, ''Iya. Aku seharusnya sudah mati. Tapi karena dia, aku diberi kesempatan hidup kembali. Sayangnya dia harus mati ketika aku sembuh."
Inda penasaran, "Kenapa dia mati?"

Aga menghentikan langkahnya, "Dia hidup sebatang kara, hidup sendiri membuatnya ingin segera mengakhiri hidupnya. Bukan dengan bunuh diri tapi dengan membagikan seluruh organ tubuhnya untuk membantu orang lain yang tidak mampu. Saat ada yang hadir dalam hidupnya yaitu seseorang kekasih yang mempunyai nasib sama. Itu sudah terlambat. Banyak organ yang sudah dia sumbangkan..."

"... Setelah dia mati, rumah dan perusahaannya yang rencananya akan disumbangkan, dibatalkan, dia ubah rencananya dengan mewariskan kepada kekasihnya yang miskin dan juga hidup sebatang kara, berharap kekasihnya melanjutkan ambisinya membantu orang yang tidak mampu, memberikan uang modal untuk usaha. Kebaikannya justru dibalas kejahatan. Kekasihnya justru menjadi korban pencurian organ tubuh hingga harus tewas. Perjuangannya hidup selama ini seakan sia-sia ."
Inda semakin yakin, "Itu yang membuatmu membenci penjahat."
Aga tidak menjawab, dia justru melihat ke bawah kakinya.

Dengan cemas, Inda ikut melihat ke bawah. Seketika Inda kaget melihat darah segar di atas tanah.

(Bersambung)

Posting Komentar