Percaya Saat Ragu (Part 21)
Aga berkata kedua orang tuanya sudah tiada. Anehnya Inda dapat melihat sosok pria dan wanita yang muncul di belakang Aga. Inda yang ketakutan tanpa sadar berteriak, "Hantu..."
Terlihat wajah Aga yang tidak suka dengan ucapan Inda, "Mereka kedua orang tua angkatku!"
Seketika wajah Inda memerah karena malu.
Ibu Aga menyapa, "Aga, siapa gadis cantik itu?"
Aga menjawab, "Dia..."
Kemudian dipotong Inda, "Maaf om dan tante, saya gak sengaja nyebut anda hantu."
Ayah Aga terlihat tidak berkedip menatap tubuh Inda, "Ajak dia masuk, Aga!"
Aga langsung menarik tangan Inda untuk menjauh dari sana, "Tidak perlu ayah, Inda cuma mampir sebentar."
Di luar halaman rumah, di bawah pohon tua. Aga berduaan dengan Inda. Inda terlihat kebingungan karena dia tidak diizinkan masuk. Aga langsung bicara, "Aku membutuhkanmu. Temui aku tengah malam nanti di sini?"
Inda tambah bingung, "Ngapain Aga?"
Aga menjawab singkat, "Jika kamu tidak bisa, aku akan temui Aliya saja."
Tanpa pikir panjang Inda langsung menjawab, "Aku mau. Aku akan bersedia memberimu segalanya." Ucapnya begitu cintanya dengan Aga.
Mendengar itu, Aga segera pergi.
Inda yang ingin di sisi Aga lebih lama lagi memanggilnya, "Aga..."
Aga yang mendengarnya kembali datang. Inda terlihat sangat senang. Aga menyapanya, "Maaf, aku lupa kotak makanannya." Aga hanya mengambil kotak makanan yang di bawa Inda dan kembali pergi.
Inda kembali bicara, "Aku ingin cerita sesuatu ke kamu, Aga!" Ucapnya sambil mencoba menyentuh dada Aga. Tapi Aga pergi begitu saja tanpa sempat Inda sentuh. Aga terang-terangan mengabaikan Inda. Membuat Inda mulai meragukan dirinya, apakah ada di hatinya Aga.
Tapi Inda tetap berpikir positif, "Aku akan bertemu lagi dengan Aga nanti malam dan bisa berduaan dengannya."
Malam harinya, Inda bersiap-siap di rumahnya untuk menemui Aga. Tapi tiba-tiba Rin menelpon, "Nanti malam aku akan menjemputmu, kita bersama ke tempat praktik kampus!"
Inda menjawabnya, "Pergi sendiri saja!" Kemudian menutup telponnya." Inda mengabaikan ambisi dan impiannya untuk kuliah.
Di malam yang sunyi, Inda sudah menunggu di bawah pohon dekat rumah Aga. Tapi Aga tidak kunjung tiba. Inda justru tidak menyerah.
Tiba-tiba muncul sosok dengan wajah mengerikan. Inda gemetar ketakutan. Dia tidak lari karena mengenali sosok itu adalah Aga. Di dekat Inda yang tak berhenti gemetar hingga berkeringat, Aga bicara, "Inilah aku yang sebenarnya!"
(Bersambung)
Terlihat wajah Aga yang tidak suka dengan ucapan Inda, "Mereka kedua orang tua angkatku!"
Seketika wajah Inda memerah karena malu.
Ibu Aga menyapa, "Aga, siapa gadis cantik itu?"
Aga menjawab, "Dia..."
Kemudian dipotong Inda, "Maaf om dan tante, saya gak sengaja nyebut anda hantu."
Ayah Aga terlihat tidak berkedip menatap tubuh Inda, "Ajak dia masuk, Aga!"
Aga langsung menarik tangan Inda untuk menjauh dari sana, "Tidak perlu ayah, Inda cuma mampir sebentar."
Di luar halaman rumah, di bawah pohon tua. Aga berduaan dengan Inda. Inda terlihat kebingungan karena dia tidak diizinkan masuk. Aga langsung bicara, "Aku membutuhkanmu. Temui aku tengah malam nanti di sini?"
Inda tambah bingung, "Ngapain Aga?"
Aga menjawab singkat, "Jika kamu tidak bisa, aku akan temui Aliya saja."
Tanpa pikir panjang Inda langsung menjawab, "Aku mau. Aku akan bersedia memberimu segalanya." Ucapnya begitu cintanya dengan Aga.
Mendengar itu, Aga segera pergi.
Inda yang ingin di sisi Aga lebih lama lagi memanggilnya, "Aga..."
Aga yang mendengarnya kembali datang. Inda terlihat sangat senang. Aga menyapanya, "Maaf, aku lupa kotak makanannya." Aga hanya mengambil kotak makanan yang di bawa Inda dan kembali pergi.
Inda kembali bicara, "Aku ingin cerita sesuatu ke kamu, Aga!" Ucapnya sambil mencoba menyentuh dada Aga. Tapi Aga pergi begitu saja tanpa sempat Inda sentuh. Aga terang-terangan mengabaikan Inda. Membuat Inda mulai meragukan dirinya, apakah ada di hatinya Aga.
Tapi Inda tetap berpikir positif, "Aku akan bertemu lagi dengan Aga nanti malam dan bisa berduaan dengannya."
Malam harinya, Inda bersiap-siap di rumahnya untuk menemui Aga. Tapi tiba-tiba Rin menelpon, "Nanti malam aku akan menjemputmu, kita bersama ke tempat praktik kampus!"
Inda menjawabnya, "Pergi sendiri saja!" Kemudian menutup telponnya." Inda mengabaikan ambisi dan impiannya untuk kuliah.
Di malam yang sunyi, Inda sudah menunggu di bawah pohon dekat rumah Aga. Tapi Aga tidak kunjung tiba. Inda justru tidak menyerah.
Tiba-tiba muncul sosok dengan wajah mengerikan. Inda gemetar ketakutan. Dia tidak lari karena mengenali sosok itu adalah Aga. Di dekat Inda yang tak berhenti gemetar hingga berkeringat, Aga bicara, "Inilah aku yang sebenarnya!"
(Bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar