Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Sejarah Yang Kelam (Part 1)

Author
Published Selasa, Juli 03, 2018
Sejarah Yang Kelam (Part 1)
Sebelum kakek meninggal, beliau bercerita kepadaku, "Ibu menyalahkan nenek karena melahirkannya saat gerhana matahari terjadi, sehingga dia hidup miskin. Orang tuamu sudah kesusahan menghidupi kakakmu. Mereka tidak mengharapkan anak lagi, jadi ibumu rajin minum obat KB. Tapi, ibumu tetap hamil. Sebelum kamu lahir ibumu selalu memandangi gerhana bulan. Berharap kamu akan malu karena memiliki tanda lahir berupa kulit belang dan memilih meakhiri hidupmu sendiri."

Aku meneteskan air mata, akhirnya aku tahu kenapa mereka membenciku dan menyuruh kakek mengasuhku!

Setelah kakek meninggal, aku dijemput kakak menggunakan mobil. Sedikit kaku untuk pertama kalinya bertemu dengan kakak, "Apa ayah dan ibu hidup susah di sana?"
Kakak tertawa, "Semenjak kamu ikut kakek, usaha ayah berkembang!"

Aku sampai di rumah mewah," Hei, Mia. Ayo masuk ke rumah." Aku tersadar dari rasa kagumku.

Saat aku mau masuk kamar, kakak memanggilku, "Tunggu dulu!" Dia menatapku sangat dekat.
Aku gugup apalagi kakak seorang laki-laki, "Ada apa, kak?"
"Jadi, benar kata ayah selain cantik, lensa matamu berwarna hitam bahkan pupil matamu tidak nampak, berbeda dengan manusia pada umumnya yang lensanya berwarna coklat!. Terbukti mitos gerhana yang seharusnya membuatmu berkulit belang itu bohong." jelas kakak.
Aku menjauhkan wajahku dari kakak, "Ayah bilang apalagi tentangku?"
"Tidak ada. Cuma itukan tanda lahirmu!...
...Oh ya menurut mitos sih, mata hitam berkaitan dengan sesuatu yang berbau paranormal. Tapi tenang saja kakak tidak percaya mitos." Kakak kemudian pergi.

Malam itu kami makan bersama. Baik ibu maupun ayah tidak mengajakku bicara.
"Ibu suka masakanku!" tanyaku memulai pembicaraan.
"Kamu yang masak, pantas enak. Lain kali biar pembantu yang melaksanakan tugasnya. Dia digaji untuk itu!" jawab ibu.

Keesokan paginya aku diseret kakak ke luar dari kamar, "Aduh sakit kak!"
"Gara-gara kamu ibu celaka!" balas kakak.
"Maksud, kakak?" tanyaku heran.
"Ibu melihatmu melayang malam itu, dia yang kaget jatuh dari tangga!" jawab kakak marah.
"Apa? malam tadi, aku cuma tidur di kamar, kak!" Aku berusaha bicara jujur.
Kakak tidak mempedulikanku dan justru mengambil pisau di meja.

(Bersambung)

Posting Komentar