Masih pagi, Yena teriak-teriak di luar. Saat ku lihat lewat jendela lantai dua tidak ada. Aku bergegas siap-siap keluar rumah. Sendiri di rumah ini membuatku takut.
Aku bersepeda mau ngajak temanku bareng ke sekolah. Tapi dia tidak ada di rumah kata orang tuanya mau jemput aku. Aku cari alasan agar orang tuanya tidak khawatir, "Ini dia baru SMS saya, udah ada di sekolah katanya."
Aku kembali mengelilingi rumahku, tapi tidak ku temukan dia. Aku hampir terlambat ke sekolah dan dalam rumahku mulai muncul suara aneh. Aku cepat-cepat ke sekolah.
Sampai di sekolah, aku lihat dia lagi bicara dengan Jaya, siswa yang ku suka, tapi aku malu mengajaknya langsung berkenalan. Saat Jaya pergi, aku segera dekati Yena.
"Kenalin aku donk sama Jaya." Pintaku melupakan semua salahnya.
"Langsung aja kenalan ama dia."
"Aku malu, nanti aku kasih permen loh kalau kamu mau bantu aku."
"Emang aku anak kecil." Jawabnya bikin aku bengong. Kemarin dia sangat suka permen kenapa sekarang tidak.
(Bersambung)