Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Bunyi Mistis Alarm Pintu (Part 9)

Author
Published Sabtu, Juli 07, 2018
Bunyi Mistis Alarm Pintu (Part 9)
Karena hal mistis tersebut Inda memilih bergegas pulang dari restoran itu. Sahabatnya Rin, bukannya pulang ke rumah malah mengikuti Inda, "Rumahmu kan beda arah!" Tegur Inda.
Rin yang masih pucat memegang tangan Inda dengan erat, "Rumahku jauh. Aku takut pulang malam. Aku nginap di rumahmu ya!"
Inda berpikir jika tidak seorang diri di rumah, pemuda misterius yang dia suka mungkin tidak akan datang, "Aku keberatan!"
Rin justru senang, "Kamu keberatan aku pulang ke rumah sendiri kan!. Sudah ku duga kamu sahabatku yang baik, mau menampungku di rumahmu."
Inda hanya bisa tercengang.

Di rumah, Inda dan Rin berada di kamar yang sama. Hingga tengah malam mereka tidak bisa tidur. Tiba-tiba, "Ting Tong...Ting Tong..." alarm pintu berbunyi. Mereka kaget. Apalagi Inda cemas karena biasanya si pemuda yang dia tunggu hanya mengetuk pintu tidak membunyikan alarm.
Rin langsung mendorong Inda dari kasur, "Kamukan pemilik rumah, periksa sana. Sambut tamumu!"
Inda terlihat ragu, "Siapa yang bertamu tengah malam gini? Kalau keluargaku pasti kasih kabar lewat telpon dulu."
"Ting Tong...Ting Tong..." alarm pintu terus berbunyi.
Inda mulai kesal, "Berisik..." Dia pun menghampiri pintu.

Di depan pintu, dia menengok ke luar melalui jendela samping. Tidak ada siapa-siapa. Seketika dia merinding.
"Ting Tong...Ting Tong..." alarm pintu tidak berhenti berbunyi.
Inda yang ketakutan hanya bisa menunduk dan menutup kedua telinganya, "Jangan ganggu aku. Aku sudah ada yang punya..." Ucapnya aneh. Dia berpikiran sedang ditaksir hantu, dan berbohong agar tidak diganggu.

Meski Inda menutup telinga.
"Ting Tong...Ting Tong..." alarm pintu tetap terdengar. Inda ketakutan hingga berkeringat. Tubuhnya seakan terpaku hingga tidak bisa bergerak. Inda pun menangis, ''Aaa...hiks hiks."
Suara alarm pintu tiba-tiba berhenti. Inda juga berhenti menutup telinganya dengan tangan. Kemudian terdengar suara, "Ini aku..."
Suara pemuda yang dia kenal. Air mata Inda berhenti dan berganti dengan senyuman. Dia segera membuka pintu, "Aku terus diganggu orang. Untung kamu datang." Ucap Inda langsung.
Ketika pintu terbuka. Wajah Inda benar-benar pucat. Tidak ada seorangpun di depan pintu.

(Bersambung)

Posting Komentar