Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Hidup Melawan Kenyataan (Part 48)

Author
Published Minggu, Juli 08, 2018
Hidup Melawan Kenyataan (Part 48)
Khawatir Inda berpikiran tidak-tidak padanya, Yani segera menjelaskan, "Itu Organ tubuh Sapi yang kusatukan dengan buah kelapa dan rambut panjang palsu serta ku ikat dengan tali yang terhubung tongkat."
Inda terdiam seakan penjelasan Yani tidak masuk di kepalanya. Yani kembali menerangkan, "Intinya itu cuma boneka Kuyang!"
Di balas oleh Inda, "Yang kamu gunakan buat nakut-nakuti Aliya agar keluar dari Ruang Perawatanku?"
Yani merasa lega, "Baguslah jika kamu mengerti, Ayo kita keluar melalui pintu belakang rumah sakit ini, Aga menunggu di sana."

Saat sampai di luar Rumah Sakit, terlihat Aga sedang berdiri sambil bersandar di bawah pohon. Inda langsung menghampiri Aga dan menampar pipinya, "Plakkk."
Dengan Emosi Inda mengungkapkan semuanya, "Kamu yang melakukan ledakan Bom itu? Seharusnya kamu pikirkan nasib korbanmu. Keluarganya pasti sangat sedih."
Tiba-tiba, Aga memegang tubuh Inda, menyandarkan ke pohon, lalu menutupi mulutnya dengan tangan.
Seketika hal itu membuat Inda gemetar.

Terdengar suara pria dari arah pintu keluar Rumah Sakit, "Lapor komandan, tidak ada korban jiwa, menurut saksi mata, sebelum terjadi ledakan, ada pemuda yang berteriak ada Bom dan membuat orang-orang keluar dari ruangan. Kemudian dia terlihat melempar tas ke dalam lalu baru terjadi ledakan."
Dibalas suara pria lainnya, "Cari pemuda itu, dia pasti pelaku peledakan itu."

Beberapa saat kemudian suasana hening dan Yani mulai bicara, "Kamu bisa lepaskan Inda, para Polisi itu sudah pergi."
Aga menuruti perkataan Yani.
Terlihat Inda tampak malu, "Maaf aku seharusnya percaya bukan menuduh kamu."
Bukannya tersinggung, Aga justru memperhatikan Inda, "Ini rekaman video transaksi organ tubuh ilegal yang dilakukan Aliya. Aku mendapatkannya dari Yani. Bisa kamu gunakan untuk lolos dari jeratan hukum. Bilang ke Kepolisian bahwa kamu terpaksa melindungiku agar bisa mendapatkan barang bukti ini dariku." Ucap Aga sambil memberikan Flasdisk ke tangan Inda.
Membuat Inda tercengang tidak menyangka.

Aga kemudian melepaskan tangan Inda sambil berucap, "Lupakan aku Inda. Lanjutkan kehidupan normalmu! Kita tidak akan bertemu lagi."
Seketika Inda menangis, "Terus...Kenapa kamu mengejarku saat itu?" Ucapnya sambil meraih tangan Aga.
Tapi Aga menjauh menghindari tangan Inda, "Aku ingin membuatmu takut agar terpaksa menurutiku untuk menjadi umpan memancing pencuri organ tubuh. Tapi Yani sudah lebih dulu mendapatkan barang bukti. Dia jauh lebih berguna dibandingkan kamu." Ucap Aga untuk membuat Inda membencinya.

Lalu Aga mengajak Yani pergi meninggalkan Inda, "Ayo Yani, Aku mendapatkan kabar, kak Sanja masih hidup. Kita harus ke sana untuk mempastikannya."
Dengan tubuh gemetar dan lemas, Inda berlutut dan berteriak, "Aku akan menunggumu di sini setelah kamu menemui kak Sanja. Jika kamu tidak kembali, aku akan mati di sini."
Aga tidak menghiraukan Inda dan pergi bersama Yani.

(Bersambung)

Posting Komentar