Kehidupan Horor (Part 13)
Suasana sudah amat mencekam di Kamar Mayat. Tiba-tiba muncul sosok putih dari kegelapan malam, "Berhentilah menakuti mereka, Aga!"
Inda melihat sosok itu berpakaian seperti dokter. Terlihat sebuah nama di dadanya, 'Dr. Aliya'
Rin di samping Inda terlihat ketakutan. Aliya lalu mengajak mereka pergi menjauhi Kamar Mayat yang menyeramkan itu.
Sambil berjalan keluar pintu rumah sakit, Inda, Rin, dan Aliya berbincang.
Inda benar-benar tidak habis pikir, "Nekat sekali Aga menakuti kami dengan berdiri di depan Kamar Mayat kayak patung gitu.
Dijawab oleh Aliya, "Dia punya alasan sendiri melakukan itu. Kata-katanya selalu aneh dan tidak masuk akal. Tapi kami menganggapnya bercanda. Meski Aga sendiri tidak mengakui dia sedang bercanda."
Suasana yang tenang kembali menakutkan.
Rin yang penasaran bertanya, "Alasan Aga melakukan hal aneh itu apa?"
Langkah Aliya berhenti, "Menurut isu yang beredar. Di Rumah Sakit ini ada sosok Psikopat misterius. Sebelum ada Aga. Banyak tubuh Mayat yang rusak, seperti di makan oleh seseorang."
Seketika Rin menarik Inda untuk berlari pergi dari Rumah Sakit menyeramkan itu.
Di luar Rumah Sakit dalam perjalanan pulang, Rin benar-benar ketakutan, "Aku baru tahu, cowok misterius yang sering kamu ceritakan adalah Aga. Kamu lihat sendiri, kehidupan Aga dikelilingi kehororan dan kesadisan. Sebaiknya lupakan dia. Cari cowok yang kehidupannya normal saja."
Inda benar-benar bingung, apa harus menjauhi Aga atau terus mendekati Aga.
Tiba-tiba terdengar suara Pria dari belakang ketika Inda dan Rin melewati jalan sunyi yang dikedua sisi terdapat hutan lebat.
"Dua gadis keluyuran tengah malam seperti ini. Pasti kalian ingin kami nikmati ramai-ramai."
Tekejut, Inda dan Rin menoleh ke belakang. Terlihat empat pria sekaligus, berdiri dengan tatapan mesum.
"Hi hi hiii..." Suara tertawa perempuan menggema. Bukan dari Inda dan Rin. Tapi dari sosok misterius.
Salah satu pria menunjuk ke atas pohon. Semua yang ada di sana langsung melihat ke atas. Sosok putih duduk di dahan pohon dengan kaki berayun, terlihat samar-samar. Seketika semua pria berlarian. Hanya ada Inda terdiam terpaku, sedangkan Rin juga berlari kembali ke arah rumah sakit, berlawanan arah dari para pria yang menuju ke rumah Inda. Nasib malang menimpa Inda, kakinya seperti tidak bisa bergerak.
Sosok mengerikan itu melayang turun ke bawah. Inda hanya bisa menangis ketakutan dan menjerit, ''Aaa..."
(Bersambung)
Inda melihat sosok itu berpakaian seperti dokter. Terlihat sebuah nama di dadanya, 'Dr. Aliya'
Rin di samping Inda terlihat ketakutan. Aliya lalu mengajak mereka pergi menjauhi Kamar Mayat yang menyeramkan itu.
Sambil berjalan keluar pintu rumah sakit, Inda, Rin, dan Aliya berbincang.
Inda benar-benar tidak habis pikir, "Nekat sekali Aga menakuti kami dengan berdiri di depan Kamar Mayat kayak patung gitu.
Dijawab oleh Aliya, "Dia punya alasan sendiri melakukan itu. Kata-katanya selalu aneh dan tidak masuk akal. Tapi kami menganggapnya bercanda. Meski Aga sendiri tidak mengakui dia sedang bercanda."
Suasana yang tenang kembali menakutkan.
Rin yang penasaran bertanya, "Alasan Aga melakukan hal aneh itu apa?"
Langkah Aliya berhenti, "Menurut isu yang beredar. Di Rumah Sakit ini ada sosok Psikopat misterius. Sebelum ada Aga. Banyak tubuh Mayat yang rusak, seperti di makan oleh seseorang."
Seketika Rin menarik Inda untuk berlari pergi dari Rumah Sakit menyeramkan itu.
Di luar Rumah Sakit dalam perjalanan pulang, Rin benar-benar ketakutan, "Aku baru tahu, cowok misterius yang sering kamu ceritakan adalah Aga. Kamu lihat sendiri, kehidupan Aga dikelilingi kehororan dan kesadisan. Sebaiknya lupakan dia. Cari cowok yang kehidupannya normal saja."
Inda benar-benar bingung, apa harus menjauhi Aga atau terus mendekati Aga.
Tiba-tiba terdengar suara Pria dari belakang ketika Inda dan Rin melewati jalan sunyi yang dikedua sisi terdapat hutan lebat.
"Dua gadis keluyuran tengah malam seperti ini. Pasti kalian ingin kami nikmati ramai-ramai."
Tekejut, Inda dan Rin menoleh ke belakang. Terlihat empat pria sekaligus, berdiri dengan tatapan mesum.
"Hi hi hiii..." Suara tertawa perempuan menggema. Bukan dari Inda dan Rin. Tapi dari sosok misterius.
Salah satu pria menunjuk ke atas pohon. Semua yang ada di sana langsung melihat ke atas. Sosok putih duduk di dahan pohon dengan kaki berayun, terlihat samar-samar. Seketika semua pria berlarian. Hanya ada Inda terdiam terpaku, sedangkan Rin juga berlari kembali ke arah rumah sakit, berlawanan arah dari para pria yang menuju ke rumah Inda. Nasib malang menimpa Inda, kakinya seperti tidak bisa bergerak.
Sosok mengerikan itu melayang turun ke bawah. Inda hanya bisa menangis ketakutan dan menjerit, ''Aaa..."
(Bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar