Kiriman Yang Dikirim Balik (Part 4)

Kiriman Yang Dikirim Balik (Part 4)

Setelah mengunjungi Via, kami kembali ke kafe. Di dalam perjalan kami berbincang.
"Apa Via baik-baik saja di bawa ke luar kota. Jika benar penyakitnya dikirim orang lain. Pasti orang itu tidak akan menyerah mengirim sesuatu dari jarak jauh untuk menyakiti Via." Khawatir Sintia.
"Kenapa dia tidak membuat Via tewas saja, malah buat dia tersiksa." Sambung Aya.
"Menurutku sih yang dikirim itu setan. Setan bukanlah malaikat maut jadi tidak bisa membunuh manusia. Sebaliknya manusia yang bersekutu dengan setan akan menjadi setan. Jadi sesama setan bisa saling membunuh." Ucap Sanja bikin aku merinding.
"Maksudmu yang mengirim setan untuk menyakiti Via bakalan mati?" Tanyaku.

Tepat sekali kami sampai di kafe. Sanja bergegas keluar. Aku tahu dia ingin menghindariku lagi. Aku juga ikut turun. Aya menegurku, "Mau kemana kamu, Lina?"
"Mau pulang diantar pacarku." Ucapku.
"Ya udah, kalau begitu kami pergi." Balas Aya.
"Tunggu dulu. Aku nitip Lina. Antar dia sampai ke rumah ya." Sambung Sanja tiba-tiba.
Aku mendekati Sanja dan berbisik, "Kamu kenapa? Begini kamu perlakukan pacarmu."
Sanja bicara ke Aya, "Tunggu sebentar. Aku mau bicara bentar sama Lina."
Sanja lalu menarik tanganku menjauhi mobil agar tidak terdengar Aya.
"Kamu yang kenapa? Aku tidak tahu sesuatu apa yang ada padaku yang membuatmu tertarik. Yang jelas itu bukan alasan kamu percaya denganku secepat itu. Kamu harus tahu. Aku baru kenal kamu. Artinya aku masih orang asing." Terang Sanja.
"Aku mau bertanya banyak hal kepadamu. Aku tidak akan masuk mobil Sintia jika kamu tidak mau jawab pertanyaanku." Ancamku.
"Besok kita akan ketemu lagi. Di tempat umum saja. Taman Kota." Jawab Sanja.
"Setelah pulang sekolah, aku tunggu jam 3 sore." Balasku.

"Oy, mau sampai kapan kalian pacaran. Bikin iri kami saja." Teriak Aya.
Aku segera masuk mobil untuk pulang ke rumah.

Keesokan harinya. Tiba-tiba sekolah heboh. Hal seperti ini membuat semangatku naik. Jiwa detektifku muncul.
"Ada apa? Kunci jawaban ulangan di kantor guru hilang!" Tanyaku menduga-duga kepada siswa yang lewat di lorong.
"Bu bu kan." Jawabnya gagap dan singkat.
"Berhentilah bikin cowo gugup." Sambung Aya yang baru datang.
"Ada siswa yang tewas kecelakaan malam tadi." Lanjut Sintia yang baru gabung.
Tiba-tiba perkataan Sanja kemaren terlintas dipikiranku, "Jangan bilang siswa itu pernah suka sama Via." Tanyaku.
"Bukan pernah tapi masih." Ucap Aya.

Adrenalinku langsung naik. Yang diucapkan Sanja bukan candaan semata. Membuat keanehannya semakin nampak. Aku tidak sabar untuk segera pulang sekolah untuk menemui Sanja.

(Bersambung)

Download Wallpaper