Masa Lalu Yang Hadir Kembali (Part 3)

Masa Lalu Yang Hadir Kembali (Part 3)

Inda terbangun, sambil memegang kepalanya yang pusing.
"Kamu, gak bosan-bosannya masuk rumah sakit!" ucap perawat di sampingnya sambil sibuk mengganti kantong darah dengan yang baru.
"Aku transfusi darah?" tanya Inda langsung.
"Iya, kebetulan cowo yang membawa kamu punya darah sama denganmu!" Balas perawat itu lagi.
Inda benar-benar kaget. Langsung dia melepaskan selang inpusnya.
"Kamu gak punya perasaan? Dia sampai pucat hanya untuk memberikan kamu darah agar tetap hidup." Marah si perawat.
"Siapa dia? cowo itu!"
"Ya, kami gak terpikiran minta namanya saat itu kamu kritis."
Inda tetap memilih meninggalkan rumah sakit dengan kepala diperban dan badan masih lemas. Dia terhenti saat melihat berita di TV ruangan menunggu rumah sakit yang dia lewati.
"Saat ini, kami mengabarkan pengepungan markas pembunuh bayaran. Informan kepolisian sekarang masih ada di dalam sehingga penyerangan masih belum bisa dilakukan." ucap reporter TV secara sembunyi.

Perawat tadi mengejar Inda.
"Kan sudah saya bilang, nona belum pulih." ucap perawat itu.
"Dia, meninggalkan sesuatu lagi untukku." tanya Inda.
Si perawat memberikan sebuah kotak ponsel. Inda mengambilnya, mengeluarkan ponsel di dalamnya dan membuang kotaknya. Inda memasukan nomor telpon.
"Ayah, aku ada di rumah sakit." bicara Inda di telpon, kemudian mematikannya.

Berita di TV mengabarkan bahwa rekaman reporter tadi 30 menit dari sebelumnya. Dikatakan saat ini terdengar suara tembakan dari dalam markas. Kemudian disusul serbuan para polisi.

Di rumah sakit orang tua Inda datang. Ayahnya masih berpakaian seragam kantor. Ibunya langsung memeluk Inda, "Ibu senang kamu tidak apa-apa!" sambil meneteskan air mata.
"Maafkan ayah, yang baru tahu musuh bisnis ayah mencoba mencelakakanmu. Tapi dia sudah tertangkap. Sekarang pembunuh bayarannya itu sedang dikepung polisi." terang ayahnya.

Siaran Live berita TV muncul, Inda benar-benar terperangah melihat mobil yang menabraknya ada di sana. Reporter itu sambil berlari bicara, ''Dikatakan ada informan kepolisian yang tertembak." Kamera menyorot wajah informan itu. Inda benar-benar tidak percaya. Informan itu adalah pemuda misterius yang menerornya sekaligus menyelamatkannya.
"Ayah, antarkan aku ke sana!" mohon Inda.
"Di sana berbahaya"
"Aku mohon ayah!"
"Buat apa?"
"Informan itu, dia pacarku!" teriak Inda.

Tidak menunggu lama Inda sampai ke lokasi dengan ayahnya. Terlihat kepolisian sibuk membawa anggota pembunuh bayaran dari rumah beton tua. Di luarnya tergeletak seorang pemuda di tengah rerumputan. Inda langsung duduk melihat wajahnya. Menutup luka di perut pemuda itu dengan kedua tangannya. Menahan darah yang terus mengalir keluar.
"Tolong dia, cepat pak polisi!" Teriak Inda.
"Jantungnya sudah tidak berdetak!" jawab pak polisi.
Inda memperhatikan pakaian serba hitam yang dikenakan si pemuda. Dia teringat masa lalunya bahwa dia pernah mengenal pemuda ini.
~
Dulu saat Inda punya pacar. Ketika berjalan bersama. Dia tidak sengaja terjatuh ke dalam jurang, dan tersangkut di tengah tebing.
"Sayang, tolong aku!" teriak Inda sambil menangis ketakutan.
"Tunggu sayang. Bantuan akan segera datang. Aku sudah telpon."
Inda tidak kuat lagi berpegangan. Tiba-tiba ada seorang pemuda berpakaian hitam menerjunkan diri. Merayap mendekati Inda.
"Ayo pegang pundakku dengan erat. Aku akan membawamu ke puncak."
Inda langsung berpegangan. Pemuda menaiki tebing itu dengan tangan kosong. Inda yang dia gendong dapat melihat jelas darah di jari pemuda itu. Si pemuda berusaha keras hingga naik ke puncak.
Sesampainya di puncak Inda disambut pacarnya.
"Terima kasih telah menyelamatkan pacarku."
"Iya." Jawab si pemuda sambil tersenyum.
"Beruntung pakaianmu berwarna gelap. Jadi tidak terlihat kotor. Ayo kita pergi. Kitakan ada kencan." pacar Inda mengajak Inda pergi sambil melambaikan tangan.
Dibalas lambaian tangan kembali oleh si pemuda. Inda hanya bisa terdiam dan tersenyum.
~
Kenangan masa lalu yang telah dilupakan Inda kembali datang. Inda meneteskan air matanya dengan deras.
"Pak polisi, tolong dia. Aku yakin dia masih hidup." ucap Inda.
Polisi di sana tertegun. Kemudian kaget melihat gerakan jari si pemuda.

(Bersambung)

Download Wallpaper