Tanggapan Dingin Yang Mencemaskan (Part 19)

Tanggapan Dingin Yang Mencemaskan (Part 19)

Masih di depan pagar rumah Inda. Rin yang terlihat ketakutan, bertanya dengan gugup kepada Aga, "Kamu bilang, kain yang ku gunakan buat selimut ini, kamu dapatkan dari Rumah Sakit?"
Aga menjawabnya sambil tersenyum, "Iya, aku mendapatkannya di kamar mayat. Kain itu dibuang dekat tempat sampah jadi aku pungut."
Rin terperangah, "A a a..." dan berteriak sambil melempar kain putih yang dia kenakan kepada Aga, dengan cepat dia berlari, walaupun terpincang-pincang dia tetap pergi ke arah rumahnya sendiri.

Inda melihat ke arah Aga, "Teganya kamu kasih Rin benda menyeramkan itu!" Ucap Inda peduli pada sahabatnya.
Aga balik melihat ke arah Inda, "Kamu menyalahkanku?"
Inda terlihat cemas, "Enggak kok. Rin perlu dikasih terapi biar gak jadi penakut lagi."
Aga pergi begitu saja meninggalkan Inda sendiri.
Inda langsung berteriak, "Aku takut sendiri, boleh aku menginap di rumahmu?" Goda Inda ke Aga.
Tapi Aga tidak menanggapinya. Inda bingung, dulu Aga amat tergoda dengannya sekarang kebalikannya. Inda menggucapkan hal lain, "Beritahu alamat rumahmu, biar aku bisa jemput surat lamaran kerjamu dan mengantarkannya!"
Aga tiba-tiba berhenti.

Aga kembali mendekati Inda. Terlihat senyuman di wajah Inda. Tapi senyumannya memudar ketika Aga terus maju dan mendekati wajahnya. Inda terpaksa mundur hingga terpojok di pagar rumahnya, "Jangan Aga..." Mohon Inda.
Tapi Aga justru malah mendekatkan tangannya ke pundak Inda, "Sebaiknya kamu jangan bergerak jika tidak ingin ku sakiti." dan memegang erat pundak Inda.
Mendengar itu, Inda gemetar dan menutup matanya.
Terasa sentuhan di dada Inda, membuatnya mulai menangis, "Aku janji tidak menggodamu lagi, Aga!"

Tidak terasa apa-apa lagi. Inda mulai cemas dan membuka matanya. Alangkah kagetnya Inda, melihat Aga menghilang dari hadapannya. Sentuhan yang dia rasakan, itu nyata. Lalu dia melihat ke arah dadanya, membuatnya tercengang seketika.

(Bersambung)

Download Wallpaper