Memenangkan Pertarungan Mustahil (Part 5)

Memenangkan Pertarungan Mustahil (Part 5)

Saat kak Pad melihatku. Aku segera berucap, "Rumah Nio yang selalu merekam tindakan sadisnya berada di tengah hutan jauh dari pemukiman!"

Lalu kak Pad memerintahkan pasukannya ke lokasi dan mengawasi dari jauh di balik pohon.

Tiba-tiba ponselku yang diberikan Dio berbunyi. Terlihat telpon dari Dio. Aku mengangkat telponnya, "Aku sedang berada di lokasi Psikopat yang kamu cari. Ikuti GPS Ponsel ini." Lalu aku menutup telponnya, kemudian melempar Ponsel mengarah ke rumah Nio.

Itu membuat pasukan khusus kak Pad tercengang, "Apa yang kamu lakukan. Memberitahu lokasi kita?"

Lalu dia melihat ke arah kak Pad, "Ayo komandan. Kita serbu sekarang."

Kak Pad menatapku. Kemudian memberikan isyarat tangan membentang tanda jangan melakukan serangan.

Sepertinya kak Pad mengerti dengan mata dendam yang sedang aku tunjukan. Ingin membuat seseorang terlibat dalam pertempuran ini.

Tidak berapa lama tiga buah mobil mewah datang di depan rumah Nio. Mobil di tengah keluar seseorang dan itu Dio. Kemudian disusur sekelompok orang keluar dari mobil dengan memegang senjata. Tangan Dio menunjuk ke arah rumah.

Seketika tembakanpun dilayangkan bertubi-tubi, "DOAR...DOAAAR...DOOAAR..."

Seluruh dinding rumah Nio berlubang. Dio lalu menggerakan tangannya berkali-kali ke arah rumah. Seluruh kelompok orang bersenjata mendekati rumah.

Tiba-tiba saat seluruhnya berada di halaman kecuali Dio. Terdengar suar keras, ''BRAAARD..." Ledakan bom dahsyat di halaman rumah membuat yang diatasnya tumbang tak bergerak. Seluruh pasukan Dio dilumpuhkan. Dio terperangah.

Tidak beberapa lama dari dalam rumah keluar Nio. Dia melepaskan baju besi dan helm besi yang dikenakan. Lalu menggunakan pedang yang dia bawa memotong kepala pasukan Dio yang masih hidup, "Zleppp...zleppp...zrettt..." Sungguh pemandangan yang mengerikan. Halaman rumah Nio basah dengan darah.

Dio yang marah besar berusaha mencegah Nio membunuh semua pasukannya, dengan menembakan pistol ke arah Nio. Tapi gerakan gesit Nio berhasil menghindarinya. Akhirnya seluruh pasukan Dio tidak ada yang bergerak lagi dan Dio terlihat kehabisan pelurunya. Nio menghadap ke arah Dio dan lalu berlari. Dio yang ketakutan berusaha mengisi cepat peluru pistolnya. Saat bersamaan Nio berlari ke arah Dio.

"Doard...doard..." Tembakan diarahkan ke Nio oleh Dio. Walaupun Dio dapat melihat itu adiknya. Dio tetap menembaknya berkali-kali hingga peluru habis kembali. Tapi Nio yang penuh luka di dadanya tetap bergerak menuju Dio.

Akhirnya Nio di dekat Dio yang gemetar tak bisa bergerak. Nio mengangkat pedangnya dengan tinggi dan menancapkannya di dahan pohon samping kakaknya, Dio.

Tiba-tiba, "Doard..." Peluru dari sampingku melesat.

Aku melihat ke arah kak Pad, "Dia Dio, yang menyuap kepala Kepolisian. Pantas untuk mati. Kita akan menuntutnya dengan alasan warga sipil yang memiliki senjata ilegal."

Seluruh pasukan yang dari tadi mengawasi jauh dengan kami turun mengelilingi Dio dan Nio. Aku dan kak Pad juga mendekati mereka.

Terlihat Nio yang masih sadar, "Walaupun kak Dio membunuh pasangan hidupku. Aku tetap tidak sanggup membunuh kakak." Diapun lalu tewas.

Dio memegangi dadanya yang terluka parah, "Kalian semua akan tamat!"

Kak Pad membalasnya, "Kamulah penjahat yang harus tamat!"

Seketika Dio tewas.

(Tamat)

Download Wallpaper