Sosok Bayangan Hitam Sebenarnya (Part 7)

Sosok Bayangan Hitam Sebenarnya (Part 7)

Kedua bayangan hitam itu masing-masing berada di samping kanan dan kiriku. Kakiku gemetar hingga tidak bisa digerakan karena ketakutan.

Tiba-tiba kedua pundakku di sentuh. Akupun menjerit sambil menutup mataku, "Aaa..!!!"
Aku benar-benar takut di bawa ke alam lain.

Kemudian suara terdengar, "Huja, kamu kenapa?"
Aku melihat ke arah suara di belakang sebelah kiriku dan aku kaget, "Ibu!"
Suara di belakang sebelah kananku juga terdengar, "Apa pemuda itu berbuat jahat padamu?"
Segeraku melihat ke arah suara Ayah, "Bukan Ayah. Dia kenal dengan Enja!" Jawabku panik.

Sanja lalu memberikan salam ke Ayah dan Ibu, "Maaf, Om dan Tante saya ganggu. Nama saya Sanja dan saya keluarganya Enja."
Ayah dan Ibu tersenyum. Kemudian Ayah mempersilahkan Sanja duduk di bangku depan rumah, "Bapak sangat senang kamu datang. Banyak hal yang ingin kami bicarakan!"
Sanja membalasnya, "Saya juga senang Huja tidak tinggal berdua saja dengan Enja."
Aku yang malu telah mengira bayangan Ayah dan Ibu adalah Jin hitam, mencoba pamit, "Maaf, Ayah, Ibu, dan Sanja. Aku permisi dulu. Mau lihat keadaan Enja, apa lukanya sudah pulih."
Ibu mengizinkan, "Silahkan Huja. Biar ibu saja yang buat minuman buat Sanja."

Aku segera pergi dan menghampiri Enja di kamar. Aku terkejut melihat dia sedang memainkan sebuah Hp sambil duduk di kasur. Dalam diriku muncul rasa iri. Ayah dan Ibu sanggup membelikan Enja Hp tapi untukku tidak.
Tiba-tiba Enja menghampiriku yang berdiri terdiam, "Tadi aku jalan-jalan di kota dan dapat kenalan baru. Dia memberikanku dua Hp. Ini untukmu!"
Aku kaget saat Enja meletakan sebuah Hp di tanganku. Dugaanku salah tapi membuatku menjadi penasaran, "Siapa dia Enja?"
Enja melewatiku sambil menjawab, "Kamu tidak perlu tahu. Yang jelas dia bukan Pacar Adikku."

Itu justru membuatku semakin penasaran, "Enja kamu mau ke mana lagi?" Tanyaku tanpa berbalik menghadapnya.
Tiba-tiba suara Enja yang halus berubah seperti suara Pria dewasa, "Makan!!!"
Aku mulai cemas. Apa jangan-jangan Enja adalah Iblis dan dia menuntut balasan karena sudah memberikan benda yang ku inginkan selama ini.
Aku menunduk sambil memohon, "Tolong jangan makan aku!"

(Bersambung)

Download Wallpaper